Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk terus melebarkan sayap usahanya. Pasalnya, emiten yang memiliki kode saham MARK ini akan menjajal bisnis produk-produk sanitasi di tahun 2020.
“Kami tahun ini sudah akan mulai produksi dan memasarkan kloset dan produk-produk sanitasi lainnya, itu rencana di semester II,” kata Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, Ridwan Goh kepada Kontan.co.id, Kamis (9/1).
Rencana ini bukannya tanpa persiapan. Sebelumnya, perseroan telah menggelontorkan investasi sebesar Rp 150 miliar untuk menyiapkan lahan dan membangun gedung pabrik yang berlokasi di pabrik cetakan sarung tangan perseroan, yakni Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Pembangunan gedung pabrik tersebut sudah rampung dan siap digunakan pada akhir tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Tahun Depan, MARK Akan Menjajal Bisnis Sanitasi
Saat ini, perseroan tengah mengawal proses masuknya mesin-mesin produksi yang mulai akan masuk pada bulan ini. Adapun proses masuknya mesin dan instalasinya diperkirakan akan memakan waktu 1 - 2 bulan.
Berdasarkan perkiraan sementara, investasi yang dibutuhkan untuk pembelian dan instalasi mesin kurang lebih sebesar Rp 30 miliar. Untuk membiayai agenda ekspansi tersebut, perseroan akan memanfaatkan kas internal dan juga fasilitas pinjaman dari bank.
Lain halnya dengan produk cetakan sarung tangan yang berorientasi ekspor, penjualan dari produk-produk sanitasi ini akan difokuskan untuk menyasar pasar domestik. Adapun segmen pasar yang diincar meliputi segmen pasar ritel maupun institusi.
Sayangnya, Ridwan masih enggan buka-bukaan soal strategi pemasaran yang akan ditempuh untuk penjualan produk-produk sanitasi.
Baca Juga: Mark Dynamics Indonesia (MARK) masih kaji ulang untuk ekspansi ke produk sanitasi
Strategi diversifikasi ini bukannya tanpa alasan. Menurut Ridwan, perseroan tidak ingin melewatkan peluang yang ada di pasar produk-produk sanitasi dalam negeri.
Maklum saja, peluang yang ada di pasar produk-produk sanitasi, utamanya kloset, dirasa masih sangat menjanjikan akibat selisih antara permintaan dan kapasitas produksi nasional.