kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.269   70,00   0,46%
  • IDX 7.895   65,95   0,84%
  • KOMPAS100 1.205   9,16   0,77%
  • LQ45 979   9,01   0,93%
  • ISSI 228   0,27   0,12%
  • IDX30 499   4,32   0,87%
  • IDXHIDIV20 603   6,09   1,02%
  • IDX80 137   0,98   0,72%
  • IDXV30 140   0,16   0,11%
  • IDXQ30 167   1,52   0,92%

Jaring Investasi, Pemerintah Siap Kembangkan Kawasan Industri Berbasis Energi Bersih


Selasa, 17 September 2024 / 22:52 WIB
Jaring Investasi, Pemerintah Siap Kembangkan Kawasan Industri Berbasis Energi Bersih
ILUSTRASI. Petugas melakukan perawatan panel surya atap di gedung kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Rabu (12/6/2024). Kementerian ESDM menetapkan kuota Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap untuk tahun 2024 ditetapkan sebesar 901 megawatt (MW), 2025 sebesar 1.004 MW, 2026 sebesar 1.065 MW, 2027 sebesar 1.183 MW, dan 2028 sebesar 1.593 MW. Kebijakan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengusaha dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dapat dirasakan masyarakat luas. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/12/06/2024


Reporter: Filemon Agung | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan Kawasan Industri (KI) berbasis energi bersih demi menjaring investasi asing.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menjelaskan, pemanfaatan energi bersih kini menjadi salah satu syarat utama bagi sejumlah negara ketika hendak menanamkan investasi.

"Untuk mereka berinvestasi, perilaku yang berhubungan dengan tata kelola yang berkelanjutan dan berkesinambungan dari lingkungan hidup itu menjadi salah satu prioritas utama dalam mereka melakukan investasi. Contohnya, mereka (berinvestasi) di sini, mereka ingin ya tenaga energinya, dari energi yang bersih," kata Rosan dalam Acara "Menuju Indonesia Hijau: Inovasi Energi dan Sumber Daya Manusia, Selasa (17/9).

Baca Juga: Upaya Pertamina Wujudkan Ketahanan Energi di Maluku dan Papua

Rosan menjelaskan, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) untuk memenuhi potensi permintaan tersebut. Potensi EBT Indonesia saat ini mencapai 3.677 GW namun pengembangannya dinilai belum optimal.

Padahal selain dapat menjawab kebutuhan dunia industri, pemanfaatan EBT juga menjadi pilar penting dalam upaya transisi energi dan mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang.

"Makanya kita akan mencoba untuk mendorong pembangunan, contohnya industrial estate yang berbasis dengan clean energy," imbuh Rosan.

Rosan mengatakan, dalam merealisasikan rencana ini, dibutuhkan komitmen jangka panjang. Pemerintah pun siap memberikan dukungan melalui penyusunan kebijakan atau regulasi hingga pemberian insentif.

Selanjutnya: Lewat Produk SSF, Saham Big Caps Kini Bisa Dibeli dengan Harga Lebih Murah

Menarik Dibaca: Promo Beli Tiket Konser Secret Number, Diskon 50% pakai BCA!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×