Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah hiruk pikuk industri kopi global, nama Java Halu dari Jawa Barat kian mencuat. Bukan hanya karena kualitas biji kopi premiumnya, melainkan juga inovasi berkelanjutan dan model bisnis yang memberdayakan masyarakat, khususnya perempuan petani.
Pendiri Kopi Java Halu, Rani Mayasari, berhasil membawa produknya mendunia, diekspor hingga ke San Francisco, Arab Saudi, Jepang, dan akan menyusul Belanda. Dia bilang, perjalanan Java Halu tak lepas dari pemahaman mendalam tentang rantai pasok kopi.
"Proses kopi melibatkan banyak pihak, mulai dari petani yang menanam, proses pasca panen yang mengolah buah kopi segar menjadi green bean, roaster (penyangrai), hingga brewer (penyeduh)," ujarnya dalam program Insthink Kementerian UMKM, dikutip Jumat (11/7).
Rani mengungkapkan, Java Halu menawarkan empat jenis kopi yakni double wash, honey process, natural, dan luwak enzimatik. Menurutnya, kopi luwak enzimatik menjadi masterpiece inovasi Java Halu.
"Ini adalah terobosan yang kami kembangkan bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), di mana kopi diolah menggunakan enzim dari perut luwak yang dikembangbiakkan di laboratorium," ungkapnya.
Baca Juga: Gencar Ekspansi, Kopi Kenangan Akan Buka 100 Gerai Baru di Semester-II 2025
Pendekatan ini, kata dia, memastikan tidak ada penyiksaan hewan (animal abuse), menjadikan produk ini lebih higienis dan etis. Tak heran, kopi luwak enzimatik Java Halu telah meraih penghargaan top five green coffee competition di Asia Tenggara dan berhasil menembus pasar ekspor di San Francisco serta Arab Saudi.
Dalam setiap prosesnya, Rani menuturkan, Java Halu mengedepankan pengolahan hemat air dan tanpa bahan tambahan, serta fermentasi terkontrol untuk menghasilkan cita rasa yang konsisten di setiap batch.
Model Bisnis Berbasis Komunitas dan Pemberdayaan Perempuan
Rani menyebutkan, para petani kopi Java Halu mayoritas berasal dari kaum hawa yang tinggal di sekitar Gunung Halu. Hingga saat ini sudah terdapat 160 kepala keluarga (KK) yang tergabung di Java Halu Coffee di mana 80% di antaranya adalah perempuan.
Baca Juga: Ekspor Biji Kopi ke Negara Timur Tengah Alami Penurunan Imbas Konflik Israel-Iran
Dari yang semula berbasis komunitas, Java Halu kini telah menjelma menjadi koperasi, menumbuhkan rasa kepemilikan bersama di antara anggotanya.
"Sensori yang lebih peka, fokus, dan rasa tanggung jawab yang tinggi adalah kelebihan perempuan dalam bisnis kopi," ujar Rani, yang terbukti dalam konsistensi kualitas produk Java Halu.
Beroperasi selama 10 tahun, Java Halu telah melewati berbagai tantangan, di mulai dari nol dengan lahan 1 hektar, saat ini kopi Java Halu berhasil menembus pasar global.
"Java Halu baru saja mendapatkan pasar baru di Jepang dan direncanakan akan mengekspor satu kontainer kopi ke Belanda tahun depan," tandas Rani.
Baca Juga: Pasar Kopi Premium Menggeliat, Nespresso Andalkan Strategi B2C dan B2B
Selanjutnya: Terungkap! Ini Alasan Jeff Bezos Jual Saham Amazon Senilai Rp110 Triliun
Menarik Dibaca: 7 Daftar Obat Penurun Kolesterol Tinggi yang Alami dan Cepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News