kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jawaban Facebook di hadapan Komisi I DPR


Selasa, 17 April 2018 / 11:55 WIB
Jawaban Facebook di hadapan Komisi I DPR
RDPU Komisi I dengan Facebook


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Facebook mengaku tengah melakukan investasi mencari akar dan solusi atas kejadian bocornya 1 juta pelanggan Facebook Indonesia.  

"Saat ini kami sedang melakukan peninjauan kembali atas Platform kami untuk memastikan data pengguna Facebook, termasuk data pengguna Facebook di Indonesia, terlindungi dan memastikan pelayanan kami berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari dalam sidang rapat dengar pendapat umum bersama Komisi I DPR, Selasa (17/4).

Sejumlah langkah yang sedang pihaknya lakukan adalah, pertama, mencari tahu apa yang sebenarnya dilakukan oleh Cambridge Analytics dan memberi tahu semua pihak yang terkena dampak atau dirugikan.

Kedua, memastikan tidak ada lagi penyalahgunaan data oleh pengembang aplikasi dengan investigasi semua aplikasi yang pernah mendapatkan akses atas informasi dalam jumlah besar.

Ketiga, memastikan para pengembang tidak dapat mengakses banyak informasi dan telah merombak platfrom pada tahun 2014 untuk mencegah terjadinya kasus kebocoran oleh Cambridge Analytics.

Asal tahu, kasus Cambridge Analytics yang dimaksud Ruben adalah saat peneliti dari University of Cambridge, Aleksandr Kogan, menggunakan aplikasi survei kepribadian untuk menjaring informasi pengguna.

Praktik tersebut dilakukan sepanjang 2014 dan berhasil mengumpulkan data pribadi 87 juta pengguna Facebook.

Data yang diperoleh secara ilegal tersebut kemudian dijual ke perusahaan konsultan politik asal Inggris, Cambridge Analytics dan digunakan untuk merancang iklan calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pemilihan presiden 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×