Reporter: Abdul Wahid Fauzie | Editor: Test Test
JAKARTA. Lebaran menjadi berkah bagi industri, salah satunya elektronik. Menjelang Lebaran, permintaan barang elektronik bakal meningkat pesat. Pemicunya, konsumen berlomba membeli barang elektronik untuk digunakan saat Lebaran.
Sekretaris Jenderal Electronic Marketer Club (EMC) Handojo Soetanto memprediksi, penjualan elektronik pada September 2008 alias masa Lebaran tahun ini akan tumbuh 50% dibanding September 2007. "Beberapa produk akan meningkat lebih dari 50%," katanya, Rabu (3/9). Menurut Handojo, jika pada September 2007 penjualan elektronik mencapai Rp 1,2 triliun, maka pada September ini akan mencapai Rp 1,9 triliun hingga Rp 2 triliun.
Menurut Handojo, peningkatan penjualan elektronik yang akan melesat diantaranya adalah lemari es yang pertumbuhannya bisa mencapai 50%. Sayang, produksi domestik tidak akan memenuhi permintaan akibat keterbatasan produksi. "Sehingga 30%-nya akan dipenuhi pada November dan Desember," tuturnya.
Sementara itu, untuk kebutuhan elektronik rumah tangga seperti magic jar akan naik sekitar 30%-40%. Sedang produk mesin cuci, menurut Handojo, hanya meningkat 10%-20%.
Direktur Pemasaran PT Samsung Elektronics Indonesia Steffanus Indrayana menambahkan, penjualan televisi juga akan meningkat 10%-15%. "Peningkatan ini terjadi karena banyak masyarakat yang mendapatkan tunjangan hari raya," tegasnya.
Menurut Steffanus, peningkatan penjualan pada September ini sudah diantisipasi oleh PT Samsung sejak dua bulan sebelumnya. Makanya, ia telah meningkatkan produksi sebesar 20% untuk beberapa produk, seperti televisi.
Direktur Industri Elektronik Departemen Perindustrian (Depperin) Abdul Wahid mengatakan hal senada. Dia memperkirakan pasar elektronik menjelang Lebaran tahun ini akan meningkat sebesar 20%. Peningkatan itu didominasi lemari es, pendingin ruangan, dan televisi. “Tren tiap tahun memang seperti itu,” ujarnya.
Berdasarkan data EMC, penjualan elektronik sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini naik 41,5% dibanding periode sama 2007. Angkanya, dari 5,3 juta unit menjadi 7,5 juta unit. Sementara omzetnya sekitar Rp 10 triliun, atau tumbuh 22% dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 8,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News