kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang Ramadan, IKAPPI Catat Beberapa Komoditas Mengalami Lonjakan Permintaan


Selasa, 29 Maret 2022 / 17:20 WIB
Jelang Ramadan, IKAPPI Catat Beberapa Komoditas Mengalami Lonjakan Permintaan
ILUSTRASI. Pedagang melayani calon pembeli kebutuhan pokok. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), mencatat  H-5 menjelang Ramadan beberapa komoditas mengalami peningkatan permintaan.

Adapun komoditas yang mengalami kenaikan permintaan antara lain adalah bawang putih, ayam, telur, gula pasir, minyak goreng dan daging sapi. Teguh Stiawan, Wasekjend Kebijakan Publik DPP IKAPPI mengatakan beberapa komoditas tersebut agak sulit ditahan untuk tidak naik karena beberapa faktor.

"Faktor yang pertama, minyak goreng curah dan gula pasir mengalami penurunan distribusi cukup panjang. Minyak goreng curah yang biasanya per minggu dikirim 3 sampai 4 kali pengiriman, ini hanya dikirim 2 kali, sedangkan gula mengalami penurunan distribusi hingga 40%," tuturnya, Selasa (29/3).

Baca Juga: Catat, Ini Komoditas Pangan yang Berpotensi Naik Harga

Ia melanjutkan, saat ini harga minyak goreng untuk masih tembus Rp19.000 per liter sampai Rp20.000 per liter. Lalu gula pasir tembus di kisaran Rp15.000.

Sementara komoditas lain seperti bawang putih, ayam, telur mengalami kenaikan permintaan kurang lebih 30% dengan harga rata rata bawang putih dari harga Rp 33.000 per kilo menjadi 33.900 per kilo.

Harga ayam naik dari harga Rp38.000/ekor menjadi Rp39.0000 per ekor. Senada, telur ayam naik dari Rp25.000 per kilo naik menjadi Rp25.500 per kilo. Sementara itu, daging sapi naik dari harga Rp140.000 per kilo menjadi Rp141.000 per kilo.

"Beberapa komoditas ini penting untuk dijaga agar kenaikan harga menjelang ramadhan yang biasanya ada peningkatan permintaan hingga 50%, bisa diantisipasi," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×