Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) tengah fokus memulihkan kinerja dan meningkatkan penjualan di sisa akhir tahun 2023 ini.
Pasalnya, hingga kuartal III-2023, SIDO mencatatkan penurunan penjualan dan profitabilita sebagai dampak dari tantangan daya beli yang masih berlanjut dari kuartal sebelumnya.
Merujuk keterbukaan informasi bursa efek Indonesia (BEI), SIDO membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,36 triliun atau lebih rendah 9,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Kinerja Masih Terkoreksi, Emiten Farmasi Belum Bergigi
Beban pokok penjualan juga menurun sebesar 9,95% menjadi sebesar Rp 1,09 triliun di kuartal III-2023. Pada kuartal III-2022, beban pokok penjualan SIDO sebesar Rp 1,21 triliun.
Alhasil, laba bruto SIDO sepanjang Januari hingga September 2023 menjadi Rp 1,26 triliun atau turun sebanyak 9,41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,39 triliun.
Laba bersih SIDO di kuartal III-2023 turun sebanyak 18,58% menjadi Rp 586,57 miliar dibandingkan dengan kuartal III-2022 sebesar Rp 720.44 miliar.
Hingga September 2023, semua segmen bisnis SIDO mencatatkan penurunan penjualan dibandingkan tahun lalu, seperti segmen herbal yang turun 12,1%, segmen makanan & minuman menurun 2,6%, serta segmen farmasi terkontraksi 25,6%.
Baca Juga: Emiten Farmasi Bukukan Kinerja Beragam, Cermati Rekomendasi Analis
Direktur Keuangan Sido Muncul, Leonard mengatakan, saat ini masih akan fokus untuk pemulihan kinerja dari kuartal sebelumnya, terutama dalam meningkatkan penjualan di tengah kondisi yang sedang lemah saat ini.
"Manajemen juga akan terus menjaga pangsa pasar sehingga ketika daya beli kembali normal di kemudian hari, masyarakat tetap mengingat produk kami dan melanjutkan serta meningkatkan konsumsi produk-produk kesehatan Sido Muncul," kata Leonard saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (14/11),
"Dari sisi marjin, kami akan memantau secara ketat biaya-biaya terutama biaya operasional agar lebih efektif dan efisien," tambahnya.
Sementara itu, bagi SIDO tekanan rupiah terhadap dolar saat ini masih dapat diminimalisir. Leonard menerangkan hal ini dapat dilihat dari rasio marjin laba kotor hingga September 2023 masih relatif stabil.
Baca Juga: Panin Sekuritas Turunkan Target Harga Saham PTBA, Ini Alasannya
"Namun, kami tetap mewaspadai adanya lonjakan perubahan FX lebih lanjut, untuk memitigasi resiko tekanan marjin terutama di tahun depan," pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan, penggunaan belanja modal atau capital expenditure (Capex) hingga kuartal III-2023 telah terserap sebesar Rp 47 miliar dari target anggaran tahun ini sebesar Rp 200 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News