kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang dan Inggris Resesi, Begini Tanggapan Eksportir


Rabu, 21 Februari 2024 / 19:44 WIB
Jepang dan Inggris Resesi, Begini Tanggapan Eksportir
ILUSTRASI. Inggris dan Jepang masuk jurang resesi. Kondisi ini tampaknya akan berdampak pada kinerja perdagangan Indonesia. ANTARA FOTO/Andry Denisah/Spt.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inggris dan Jepang masuk jurang resesi. Kondisi ini tampaknya akan berdampak pada kinerja perdagangan Indonesia, salah satunya pada kegiatan ekspor.

Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) menyatakan, resesi yang terjadi di kedua negara tersebut sampai kini belum berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia. Pasalnya, sejumlah kontrak dagang yang terjadi di kuartal I-2024 saat ini sudah disepakati sejak kuartal IV-2023.

"Belum ada tren permintaan yang menurun," kata Benny kepada Kontan, Rabu (21/2).

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno memprediksi, dampak dari resesi yang dialami Jepang dan Inggris justru baru terlihat ketika kuartal II-2024, seperti menurunnya volume permintaan dan adanya penyesuaian harga produk. 

Baca Juga: Investor Global Akan Cenderung Selektif Berinvestasi Akibat Inggris dan Jepang Resesi

"Kemungkinan untuk pengiriman barang di semester kedua 2024 akan mengalami penurunan volume atau permintaan harga lebih murah. Masih belum bisa dihitung, namun (volume permintaan) nanti turun," ucapnya.

Benny menyampaikan, sejumlah barang yang diekspor ke Jepang dan Inggris sangat berbeda. Ia merinci, untuk barang ekspor ke Jepang didominasi hasil tambang. Sementara, untuk ekspor ke Inggris lebih banyak produk hasil industri kebutuhan masyarakat Inggris, seperti fashion, sepatu olahraga, furniture, komponen otomotif dan lainnya.

Untuk menyiasati kondisi global ini, para pengusaha tengah bersiap untuk mengalihkan pasarnya ke negara-negara tujuan ekspor yang ekonominya masih tumbuh.

"Sementara untuk ke Jepang dan Inggris, kita akan mengevaluasi kembali harga dengan efisien di proses produksinya," tutupnya,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×