kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jerman Minta Pasokan Batubara 6 Juta Ton, Ketersediaan Alat Berat Bisa Jadi Kendala


Selasa, 21 Juni 2022 / 21:08 WIB
Jerman Minta Pasokan Batubara 6 Juta Ton, Ketersediaan Alat Berat Bisa Jadi Kendala
ILUSTRASI. Permintaan batubara 6 juta ton dari Jerman berpotensi ikut mengerek volume permintaan jasa kontraktor tambang.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan batubara 6 juta ton dari Jerman berpotensi ikut mengerek volume permintaan jasa kontraktor tambang. Meski begitu, keterbatasan alat berat pada pihak kontraktor jasa pertambangan bisa saja jadi ganjalan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo), Bambang Tjahjono mengatakan, permintaan kenaikan produksi yang mendadak akan sulit dipenuhi di tengah ketersediaan alat berat yang terbatas. Hal ini lantaran proses pemesanan alat berat bisa memakan waktu sampai lebih dari setahun.

Di sisi lain, keputusan untuk membeli alat berat juga merupakan pilihan berisiko bagi pihak kontraktor jasa pertambangan. Alasannya, tidak ada jaminan bahwa kerja sama dengan pihak perusahaan tambang bisa berlanjut untuk jangka panjang, sementara investasi alat berat sejatinya merupakan investasi yang bersifat jangka panjang.

“(Permintaan) Kenaikan (yang tiba-tiba) tersebut tidak mungkin dipenuhi semua. Walaupun misalnya alat ada, risiko bagi (pelaku usaha) jasa pertambangan untuk menurutinya karena tidak ada jaminan jangka panjang,” ujar Bambang saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (21/6).

Baca Juga: Meneropong Nasib Komoditas Energi di Tengah Ancaman Resesi

Seperti diketahui, perang Rusia dan Ukraina menyebabkan pasokan gas ke kawasan Eropa, termasuk Jerman, mulai menipis. Walhasil, opsi untuk beralih menggunakan batubara sebagai penggerak pembangkit listrik menjadi pertimbangan.

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan adanya permintaan ekspor batubara ke Jerman berkisar 5 juta - 6 juta ton dari Indonesia. Pemerintah sendiri sudah mengumpulkan perusahaan dengan kualitas batubara yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan batubara Jerman.

Di sisi lain, pihak Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) juga telah berkoordinasi dengan pemerintah perihal pemintaan pasokan batubara ini.

“Kementerian ESDM dan juga KBRI di Berlin berkomunikasi dengan kami,” ujar Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia kepada Kontan.co.id (20/6).

Bambang mengaku belum bisa mengonfirmasi apakah saat ini para pelaku usaha jasa kontraktor tambang sudah menerima permintaan kenaikan produksi atau belum. Namun, ia mencatat bahwa permintaan semacam ini sudah ia jumpai sejak sebelum Perang Rusia - Ukraina, tepatnya sejak Perang Dagang China - Australia beberapa waktu lalu.

Dengan keterbatasan alat berat yang dimiliki, para pelaku usaha jasa kontraktor tambang, kata Bambang, berupaya memenuhi permintaan yang masuk dengan 2 strategi: memperpanjang umur pakai alat berat dan membeli alat berat bekas. Meski begitu, berdasarkan catatan Bambang, kedua strategi ini belum bisa bantu pelaku usaha jasa kontraktor tambang untuk memenuhi semua permintaan yang ada.

Baca Juga: Selain Jerman, India Ikut Minta Batubara Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×