Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Panorama Sentrawisata Tbk siap menaikkan harga jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mengalami kenaikan. Emiten biro perjalanan berkode saham PANR itu optimistis, penyesuaian harga yang dilakukan oleh perusahaan tidak akan banyak berdampak bagi permintaan.
Sekretaris Perusahaan PANR, AB Sadewa mengatakan, permintaan PANR masih tetap tinggi pada penyesuaian-penyesuaian harga sebelumnya. Hal ini misalnya terjadi ketika PANR melakukan penyesuaian harga saat harga-harga tiket pesawat naik beberapa waktu lalu.
“Kami saat itu boleh dibilang kesulitan mencari seat untuk peserta tour. Ini indikasi bahwa permintaannya tidak menurun,” ujar Sadewa saat dihubungi Kontan.co.id (30/8).
Saat ini, pemerintah memang tengah mengkaji sejumlah opsi agar anggaran negara tidak jebol menambah subsidi energi. Opsi menaikkan harga BBM subsidi menjadi salah satu pilihan yang tengah dikaji oleh pemerintah.
Baca Juga: DCI Indonesia (DCII) Estimasikan Penggunaan Capex Hingga Rp 500 Miliar pada Tahun Ini
Dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR RI Rabu (24/8) lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, opsi kenaikan harga BBM bersubsidi, rentang kenaikan harga yang mungkin diberlakukan, berikut dampaknya terhadap inflasi perlu dikoordinasikan dengan kementerian-kementerian pemangku kepentingan lainnya.
“Kajian berapa range kenaikan harganya, ini masuk dalam exercise kami. (opsi naik) Range sekian, dampaknya apa terhadap inflasi, ini tentu saja membutuhkan koordinasi dengan kementerian-kementerian terkait,” ujar Arifin dalam raker (24/8).
Bukan tanpa alasan PANR mempertimbangkan opsi menaikkan harga jika harga BBM subsidi naik. Sadewa berujar, perjalanan jalur darat dalam layanan PANR dilakukan dengan menggunakan kendaraan pelat kuning. Porsi biaya BBM sendiri mencapai kurang lebih 25% dalam biaya operasional.
Oleh karenanya, opsi penyesuaian harga dilihat sebagai opsi yang rasional, jika memang harga BBM mengalami kenaikan.
“Market kami sebetulnya market yang middle-up, jadi sepertinya tidak terlalu terpengaruh sama kenaikan BBM ini,” tutur Sadewa.
Sepanjang Januari-Juni 2022 lalu, PANR membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 426,31 miliar, naik 231,44% dibanding realisasi pendapatan usaha Januari-Juni 2021 yang berjumlah sebesar Rp 128,62 miliar.
Baca Juga: Pendapatan Bersih Gojek Tokopedia (GOTO) Melejit 73,21% di Semester I 2022
Seturut pendapatan yang menanjak, PANR berhasil menekan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih dari semula Rp 51,71 miliar pada Januari-Juni 2021 menjadi Rp 16,66 miliar pada Januari-Juni 2022.
Sadewa optimistis, PANR mampu membukukan kinerja yang lebih baik dibanding realisasi tahun 2021 pada tahun 2022 ini. Namun, diakui Sadewa, kinerja PANR di tahun 2022 kemungkinan belum akan bisa menyamai kinerja perusahaan pada saat pra pandemi Covid-19.
“Permintaan in bound (perjalanan wisata asing ke Indonesia) mulai kelihatan menggeliat di tahun 2022, jadi kalau dibandingkan dengan 2021 kinerja 2022 berpotensi lebih baik,” tutur Sadewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News