Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
BATANG. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan bahwa pembangunan PLTU Batang, di Jawa Tengah akan mendorong terciptanya industri dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di wilayah ini. Menurutnya, jika hanya mengandalkan mata pencaharian sebagai petani, buruh kecil maupun nelayan, sulit bagi masyarakat untuk meningkatkan penghasilannya.
Di Jawa, lanjut Wapres, rata-rata satu keluarga hanya memiliki sepertiga hektare sawah. Kalau 1 hektare menghasilkan 5 ton, berarti per musim tanam produksinya kira-kira 1,5- 2 ton.
"Dengan harga gabah sekitar Rp 5000 per kg, penghasilannya itu kira-kira Rp 15 juta. Jika dipotong biaya produksi 50% atau Rp 7 jutaan, berarti pendapatan petani per bulan hanya Rp 800 ribu. Bagaimana itu akan memberikan kehidupan yang baik," ujar JK saat berkunjung ke PLTU Batang belum lama ini.
Dengan pembangunan PLTU di Batang diharapkan industri tidak hanya terkonsentrasi di Jakarta, Bekasi ataupun Tangerang. Keberadaan PLTU ini juga diharapkan akan mendorong masuknya investor untuk menanamkan modalnya. Selama ini setiap investor yang datang selalu menanyakan ketersediaan pasokan listrik dan akses jalan.
"Batang sungguh sangat beruntung karena ada pengusaha yang mau menanamkan modalnya hingga US$ 4 miliar. PLTU ini pada akhirnya akan menjadi milik PLN, untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat," imbuhnya.
JK juga menyampaikan bahwa penggunaan batubara pada proyek PLTU ini tidak perlu dikhawatirkan bakal menimbulkan percemaran. Apalagi menggunakan teknologi Ultra Supercritical dari Jepang yang sudah teruji. Produk buatan China yang telah digunakan di berbagai PLTU kualitasnya sangat baik. Tentu produksi dan teknologi dari Jepang-yang di pikir lebih bagus- bisa lebih baik lagi.
Pembangunan PLTU Batang, lanjutnya, akan sama dengan yang terjadi di wilayah lain seperti Indramayu, Cirebon, Gresik dan Pandeglang. Di daerah-daerah tersebut tidak ada isu soal lingkungan, apalagi jika disebut bahwa PLTU berdampak menurunkan tangkapan nelayan.
Oleh karena itu, masyarakat Batang bisa melihat dan belajar dari proyek-proyek PLTU yang sudah dibangun.
"Melalui pembangunan PLTU di Batang ini potensi lapangan kerja langsung maupun tidak langsung yang tercipta bisa mencapai 6000 tenaga kerja. Dalam jangka panjang, jika listrik sudah ada dan jalan sudah bagus, pabrik-pabrik di Jakarta akan pindah, karena ongkosnya lebih murah disini," tegas JK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News