Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia mengungkapkan hingga kuartal III 2022 permintaan apartemen sewa di pasar primer Jakarta masih terpantau stagnan.
Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim menjabarkan saat ini para pengembang dan pebisnis properti masih fokus menjual unit-unit yang tersisa sehingga mereka lebih banyak melakukan perawatan atau maintenance dibandingkan dengan pembangunan yang baru.
Para pengembang juga berusaha menjaga harga jual tetap flat agat menarik pembeli dan meningkatkan penjualan.
Baca Juga: Penjualan Apartemen di Pasar Primer Dinilai Masih Berpotensi Tumbuh
"Secara historis, pengguna apartemen sewa didominasi para ekspatriat yang bekerja di Indonesia. Saat pandemi terjadi dan border ditutup, banyak dari mereka kembali ke negara asalnya. Ini yang membuat tingkat hunian serta permintaan apartemen menjadi terdampak," jelas Yunus pada konferensi pers virtual, Kamis (27/10).
Dengan dibukanya kembali border di Indonesia dan kembalinya para ekspatriat ke Indonesia, harapannya juga akan memperbaiki permintaan apartemen.
Head of Capital Markets/ Investment JLL Indonesia, Jacintha Herzog menuturkan bahwa apartemen sewa yang letaknya berada dalam kawasan mixed use, seperti mall, ritel, hingga layanan transportasi, masih mencatat kinerja yang apik.
"Kami proyeksikan apartemen sewa yang berada dalam satu kawasan mixes use, masih terus akan memiliki kinerja baik sebagaimana yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir dan hingga kuartal ini," tutur Jacintha.
JLL Indonesia lebih jauh memaparkan data kinerja kondominium di Jakarta. Hingga kuartal III 2022, senada dengan apartemen sewa, kondominium masih melanjutkan tren pelemahan dari sisi penjualan.
Baca Juga: Ini Penyebab Penjualan Apartemen Ciputra Development Turun pada Semester I-2022
Hal ini masih berlanjut sehingga ikut mempengaruhi pertumbuhan harga yang terpantau tetap stagnan. Di Jakarta, sepanjang kuartal III 2022, rata-rata penjualan berada di kisaran 62% dan peluncuran produk baru hanya ada 59 unit.
Sedangkan kondominium di kawasan Jabodetabek tercatat mencatat penjualan di tingkat 67% dan 1.200 unit peluncuran baru. Sedangkan penjualan kondominium di kawasan ini tercatat berjumlah 1.700 unit.
"Akibat dari permintaan yang terbatas, pengembang masih memilih untuk berhati-hati dalam meluncurkan proyek kondominium baru sehingga mengakibatkan terbatasnya unit kondominium baru yang diluncurkan," ujar Yunus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News