Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Bisnis pengiriman barang PT Jalur Nugraha Eka Kurir (JNE) terus melaju. Selama delapan bulan pertama tahun ini, rata-rata volume pengiriman barang JNE tumbuh 30%. Pertumbuhan paling besar terjadi di bulan Juni karena menghadapi momentum lebaran.
Hingga akhir tahun, perusahaan ini optimis bisa mencatatkan pertumbuhan volume pengiriman barang lebih dari 30% seiring dengan pertumbuhan bisnis e-commerce.
Muhammad Feriadi, Direktur Utama JNE mengatakan potensi pertumbuhan pengiriman barang yang bisa dibidik perseroan di kuartal IV ini sangat besar. Pasalnya pada bulan November akan digelar hari belanja online nasional.
"Pelaku e-commerce memprediksi penjualan mereka tahun ini akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Itu artinya pertumbuhan kita di November dan Desember akan sangat besar," katanya pada KONTAN, Senin (24/10).
JNE berkomitmen akan melakukan berbagai strategi agar arus pengiriman barang semakin lancar. Pertama, perusahaan ini telah menjalin kemitraan dengan komunitas kurir sepeda Westbike Messenger Services (WMS). Dengan begitu , jasa pengiriman JNE tidak hanya dilayani sepeda motor dan mobil tetapi juga menggunakan sepeda.
Kurir sepeda untuk melayani di kawasan segitiga emas (Jl Jenderal Sudirman, Jl Gatot Soebroto dan Jl HR Rasuna Said). Saat ini layanan ini baru ada di Jakarta, namun ke depan JNE berencana mengembangan ini di kota-kota besar lainnya. Kurir sepeda ini akan melayani pengiriman barang dengan berat 1-2 kg.
Dalam waktu dekat, JNE juga akan meluncurkan layanan baru. Namun, Feri belum bersedia menjelaskan lebih jauh terkait layanan tersebut lantaran masih dalam tahap persiapan dan sosialisi ke jaringan perusahaan.
Saat ini tengah berkonsentrasi untuk mempercepat arus pengiriman di pulau Jawa, karena konsumen terbesar berada di daerah ini. Sedangkan untuk di luar Jawa, JNE lebih memfokuskan mengembangkan konektivitas yaitu dengan menjalin hubungan lebih baik dengan pihak maskapai.
Sepanjang tahun 2016 ini, JNE menganggarkan dana sekitar Rp 500 miliar untuk melakukan pengembangan infrastruktur, teknologi dan sumberdaya manusia. Dana paling besar disiapkan guna membiayai pengembangan konter sekitar Rp 329 miliar. Lalu Rp 100 miliar untuk bangun gudang dan Rp 50 miliar untuk pengembangan server.
Feri mengatakan ke depan pihaknya akan fokus mengembangkan teknologi Informasi untuk memberikan kemudahan akses informasi kepada customer dan menghadapi persaingan. Sebab menurutnya, IT sudah menjadi kebutuhan semua masyarakat saat ini.
Setelah mengembangan aplikasi MyJNE di perangkat berbasisi android yang bisa mempermudah konsumen untuk mencari informasi terkait pengiriman barang. Kedepan, perusahaan akan terus mengembangkan aplikasi ini.
Tahun 2017, anggaran belanja modal untuk IT diperkirakan akan naik. Hanya saja Feri tidak menyebutkan angkanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News