kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,02   3,68   0.41%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi Sebut Proyek Hilirisasi Batubara Bisa Hemat APBN hingga Rp 70 Triliun


Senin, 24 Januari 2022 / 13:59 WIB
Jokowi Sebut Proyek Hilirisasi Batubara Bisa Hemat APBN hingga Rp 70 Triliun
Presiden Joko Widodo groundbreaking proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter (DME) di Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, Senin (24/01/2022).


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) secara resmi telah memulai pembangunan (groundbreaking) proyek hiliriasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Muara Enim.

Jokowi mengungkapkan, dirinya telah meminta agar proyek gasifikasi batubara ini dilakukan sejak enam tahun lalu. Kendati demikian, rencana tersebut baru dapat terwujud pada hari ini.

Meski demikian, kehadiran proyek ini diharapkan mampu mengurangi beban impor dari LPG yang cukup besar."Kalau sudah produksi bisa kurangi subsidi dari APBN Rp 7 triliun kurang lebih," ungkap Jokowi saat meresmikan proyek ini, Senin (24/1).

Jokowi menambahkan, bahkan jika seluruh LPG disetop dan digantikan produk DME maka penghematan subsidi LPG dari APBN bisa mencapai Rp 60 triliun hingga Rp 70 triliun.

Baca Juga: Harga Batubara Menanjak, Produsen Tak Mengubah Target Hilirisasi

Jokowi pun meminta agar proyek yang menelan investasi hingga Rp 33 triliun ini dapat tuntas tepat waktu dan tidak melebihi waktu yang direncanakan.

Ke depannya, Jokowi merencanakan agar proyek serupa juga dilakukan di daerah lainnya. Pasalnya proyek yang ada saat ini disebut hanya akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat wilayah Sumatra Selatan dan sekitarnya.

"Kita harapkan nanti setelah di sini selesai, dimulai lagi ditempat lain karena ini hanya bisa suplai Sumatra Selatan dan sekitarnya kurang lebih 6 jutaan kepala keluarga," terang Jokowi.

Baca Juga: Menteri ESDM tegaskan komitmen hilirisasi minerba

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan, investasi dari Air Products ini menjadi investasi terbesar kedua dari Amerika Serikat setelah Freeport.

Bahlil menyampaikan, proyek ini semula direncanakan akan berlangsung selama 36 bulan, akan tetapi lewat kordinasi dengan pihak terkait, proyek ini direncanakan tuntas dalam 30 bulan.

Kehadiran proyek ini pun, dinilai bakal turut membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Baca Juga: RUU Minerba selesai Juli, pebisnis yang bangun smelter dapat perpanjangan 20 tahun

"Ini hasilkan lapangan pekerjaan 12.000 sampai 13.000 dari konstruksi kemudian sekitar 11.000 sampai 12.000 dilakukan di hilir oleh Pertamina," ungkap Bahlil.

Sementara itu, Chairman, President & CEO Air Products Seifi Ghasemi menegaskan komitmen pihaknya dalam melaksanakan proyek ini.

"Kami sebagai perusahaan gas global terkemuka betul-betul berkomitmen untuk melanjutkan investasi pada proyek bernilai multi miliar dolar di Indonesia, diantaranya pada proyek ini," pungkas Ghasemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×