kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jonan: Transmisi listrik Jawa-Sumatra selesai 2024


Senin, 10 April 2017 / 12:04 WIB
Jonan: Transmisi listrik Jawa-Sumatra selesai 2024


Sumber: Antara | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebutkan transmisi jalur listrik Jawa-Sumatra atau High Voltage Direct Current (transmisi HVDC) kemungkinan akan rampung pada 2024.

"Baru akan dibangun pada 2021, kemungkinan bisa selesai pada 2024," kata Jonan di Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin (10/4).

Menurut Jonan, akhirnya pemerintah dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat mencapai kesepakatan untuk memasukkan pembangunan HVDC pada Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026.

Direncanakan HVDC tersebut dapat mengirimkan 500 kV. Informasi dari Kementerian ESDM, melalui Keputusan Menteri ESDM (Kepmen ESDM) Nomor 1415 K/20/MEM/2017, RUPTL untuk periode 2017-2026 telah disahkan.

Dalam RUPTL terbaru ini, target bauran energi untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) naik dari sebelumnya 19,6% menjadi 22,5% pada tahun 2025.

Revisi RUPTL juga menetapkan target terbaru infrastruktur ketenagalistrikan, mengoptimalkan pemanfaatan energi setempat untuk pembangkitan tenaga listrik serta pemilihan teknologi yang lebih efisien sehingga dapat menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik.

Dalam RUPTL 2017-2026, jika digabung, pembangkit listrik dari energi air, panas bumi dan EBT lainnya diharapkan bisa mencapai bauran energi 22,5% pada 2025, hal ini sejalan dengan target di Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Pembangkit batubara di 2025 ditargetkan 50% dari total energi primer, Gas 26% dan BBM diharapkan hanya kurang dari 0,5%. Sementara, target pembangunan jumlah pembangkit listrik dalam RUPTL 2017-2026 adalah sebesar 125 GW pada 2025.

Pada tahun 2019, diharapkan pembangkit yang sudah beroperasi (Commercial Operation Date/COD) sebesar 70 GW. Tidak hanya pembangkit, RUPTL terbaru juga menetapkan target pembangunan transmisi dan gardu induk.

Terkait pemanfaatan potensi energi primer per daerah, dalam RUPTL 2017-2026, penggunaan jenis pembangkit di tiap wilayah disesuaikan dengan ketersediaan sumber energi setempat atau yang terdekat.

Pemerintah fokus pada least cost basic energy, mendorong semua daerah memakai energi dasar yang paling kompetitif. Misal, di Sumatera Bagian Selatan, energi dasar dari batu bara masih besar sekali, sehingga didorong untuk membangun PLTU di Mulut Tambang.

(Afut Syafril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×