Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Pertani memenangkan tender pengadaan benih jagung hibrida untuk wilayah Indonesia Timur senilai Rp 35,75 miliar. Pertani akan mendistribusikan bibit jagung sebanyak 999 ton untuk lahan seluas 66.600 hektare sampai akhir 2012.
Ahmad Mawardi, Direktur Industri Agro Pertani berharap, dengan kemenangan itu maka target produksi sebesar 4.000 ton benih jagung hibrida bakal tercapai. Pada akhir tahun lalu, perusahaan ini masih memiliki stok benih jagung sebanyak 1.000 ton. "Tidak semua benih akan disebarkan untuk tender ini, hanya 999 ton," katanya, Rabu (6/6).
Dengan kemenangan ini Pertani berharap pelaksanaan distribusi benih jagung bisa dilakukan segera setelah tandatangan kontrak. Penandatanganan kontrak direncanakan pada pada akhir pekan ini.
Saat ini Pertani memproduksi tiga jenis benih jagung hibrida, yakni NT-10 Dua Kuda, N-35 Dua Kuda, serta N-35 Prima Dua Kuda. Menurut Mawardi, keunggulan benih ini selain bisa bertahan di lahan kering juga memiliki rendemen sebesar 70%-75%.
Soal jenis benih yang akan didistribusikan ke petani, Mawardi menyatakan, Pertani akan mengkaji lebih dahulu kecocokan antara benih dengan kondisi lahan. Sebab, produksi Pertani belum tentu cukup untuk memasok seluruh kebutuhan benih program ini. "Kami harus melihat dulu varietas apa yang dibutuhkan petani," jelasnya.
Bambang Sugiharto, Kasubdit Jagung Budidaya Serealia Direktorat Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mengatakan, Pertani diharapkan bisa merealisasikan penyaluran benih jagung dengan segera. Dengan begitu mulai akhir Juni ini benih sudah bisa diterima petani. Jika harapan ini terlaksana maka petani akan bisa langsung menanam jagung pada musim tanam kedua April-Oktober.
Tahun ini pemerintah berencana menyalurkan bantuan benih jagung hibrida sebanyak 1.500 ton untuk lahan seluas 100.000 ha. Bantuan itu untuk menggenjot produksi jagung yang ditargetkan sebanyak 1 juta ton tahun ini.
Untuk menyalurkan benih itu Kementerian Pertanian menggelar tender untuk wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Namun tender wilayah barat senilai Rp 27,2 miliar gagal dilaksanakan. "Kami sedang siapkan langkah lanjutan, apakah tender ulang atau penunjukan langsung," kata Bambang. Sekitar 67 perusahaan, baik milik negara maupun swasta mengikuti tender itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News