Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Musim hujan melanda sejumlah wilayah di Indonesia sejak sepekan terakhir. Sebagian besar sektor pertanian mengalami penurunan produksi akibat hujan yang berkepanjangan. Kabar bahagianya, produksi di sektor sawit tidak terpengaruh oleh hujan ekstrem belakangan ini.
Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), Michael Kesuma mengatakan jika tingkat hujan yang cukup tinggi tidak berpengaruh signifikan terhadap volume produksi Tandan Buah Segar (TBS) Sampoerna Agro. “Volume produksi kamu masih cukup tinggi, meskipun sudah memasuki low crop season,” tuturnya.
Michael mengutarakan jika produksi TBS Sampoerna Agro dalam dua bulan terakhir masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Dampak El Nino sepanjang tahun 2016 membuat SGRO harus memangkas target produksi hingga 20% dari realisasi tahun 2015 sebanyak 388.000 ton.
Bahkan sinyal kenaikan produksi sudah muncul sejak kuartal IV-2016 lalu. Pada periode tersebut, produksi mulai membaik seiring dengan hilangnya dampak badai El Nino. Produksi tandan buah segar (TBS) SGRO diperkirakan mencapai 423.466 ton pada periode tersebut. “Curah hujan juga sudah terlihat tidak setinggi bulan November dan Desember,” ujar Michael.
Meskipun demikian, Michael mengatakan pihaknya fokus mengintesifikasi tiga hal untuk menjaga kualitas. Pertama, memperbaiki jalan di titik-titik yang mengalami kerusakan. Kedua, meningkatkan koordinasi antara kebun dan pabrik yang terkait dengan kegiatan panen supaya tidak terjadi bottleneck.
Ketiga, kegiatan pemeliharaan juga terus ditingkatkan untuk memaksimalkan produktivitas. “Curah hujan saat ini masih cukup terkendali. Asalkan tidak sampai banjir saja. Sudah cukup terkendali jika dibanding tahun lalu,” pungkas Michael.
Hal serupa juga diutarakan oleh PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ). Direktur Keuangan ANJ, Lucas Kurniawan menjelaskan curah hujang yang tinggi tentu berpengaruh pada produksi. Akan tetapi, pengaruhnya tidak terlalu signifikan jika dibandingkan tahun lalu. “Produksi bisa kembali normal setelah cuaca kering nanti,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa hujan justru berpengaruh terhadap proses panen. Sebabnya, infrastruktur akan cenderung terhambat karena hujan. “Strategi kami dengan memelihara infrastruktur, seperti jalan, jembatan, alat berat yang cukup, serta pengelolaan air untuk mengantisipasi banjir. Intinya ada pengelolaan dan pemantauan,” kata Lucas.
Melihat kondisi cuaca yang sudah membaik dibandingkan tahun lalu, ANJ menargetkan hasill produksi Crude Palm Oil (CPO) tahun 2017 ini sebanyak 213.082 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News