kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan benih sawit diproyeksi naik 10%


Kamis, 09 Februari 2017 / 17:28 WIB
Penjualan benih sawit diproyeksi naik 10%


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) dunia sedang tinggi. Kementerian Perdagangan (Kemdag) menetpakan harga referensi ekspor CPO bulan Februari 2017 sebesar US$ 815,52 per metrik ton, naik 3,46% dari Januari sebesar US$ 788,26 per MT. Harga CPO yang tinggi berpotensi mendorong minat petani dan perusahaan sawit menggenjot produksi, salah satunya lewat penanaman tanaman sawit baru.

Managing Director Asian Agri Kelvin Tio memperkirakan, tahun ini, penjualan benih sawit akan lebih baik dibandingkan tahun 2016, meski tidak naik signifikan. Sebab hampir semua perusahaan masih menggunakan strategi wait and see.

Kelvin memprediksi, penjualan benih sawit secara nasional bisa meningkat 10% hingga 20%. "Peningkatan ini sebenarnya tidak terlalu signifikan, sebab alasan kenaikan permintaan benih sawit bukan hanya masalah harga, tapi juga tergantung ketersediaan dan kesiapan lahan, apakah sesuai dengan prinsip ramah lingkungan," paparnya, Kamis (9/2).

"Saya pikir peningkatan permintaan kecambah itu dipengaruhi beberapa faktor seperti pada lahan yang sesuai dan siap ditanami, lahan yang bisa untuk budidaya kelapa sawit jadi sangat memengaruhi permintaan. Lalu, dipengaruhi proyeksi harga CPO yang naik," lanjut Kelvin.

Sebagai gambaran, secara nasional, produksi benih sawit pada 2016 turun drastis di kisaran 76 juta butir. Padahal, tahun sebelumnya, total penjualan benih sawit secara nasional sempat mencapai 95 juta butir. Penurunan permintaan benih sawit tahun lalu disebabkan banyaknya perusahaan yang tidak membuka lahan karena beberapa faktor, salah satunya faktor harga CPO yang sempat terkapar.

Menurut Kelvin, secara terpisah, Asian Agri memproyeksikan penjualan benih sawit pada tahun ini bisa mencapai sekitar 15 juta butir kecambah. Proyeksi ini naik signifikan dari realisasi penjualan benih sawit Asian Agri pada tahun 2016 yang diperkirakan 11 juta hingga 12 juta butir kecambah. Dari jumlah proyeksi produksi benih sawit tersebut sekitar 15% dijual ke internal perusahaan dan sisanya di jual ke mitra serta perusahaan dan petani kelapa sawit lainnya.

Asian Agri tetap optimistis dapat meningkatkan penjualan pada tahun ini dengan tetap menjaga kualitas bibit yang dijual. Kelvin bilang, Asian Agri menjual benih sawit dengan harga sekitar Rp 10.000 per butir. Pihaknya bekerjasama dengan perusahaan kecil dan petani untuk bisa memasarkan kecambah, khususnya yang perkebunan kelapa sawitnya berada di sekitar area perkebunan milik Asian Agri. Sebab peningkatkan produktivitas kelapa sawit bermula dari benih unggul.

"Kami tetap membuka akses kepada petani baik kepada petani swadaya maupun petani plasma untuk mendapatkan bibit unggul. Selain juga akan mengincar daerah-daerah yang perkebunannya hendak diremajakan," imbuh Kelvin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×