Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juul Labs, perusahaan rokok elektrik (rokel) berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran, termasuk angkat kaki dari pasar Eropa dan Asia. Kebijakan diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan mengubah arah bisnisnya.
Melansir Reuters, Selasa (27/8), perusahaan, sebagian dimiliki oleh pembuat Marlboro Altria Group Inc, berencana untuk memberhentikan sekitar 1.200 karyawan, lebih dari setengah tenaga kerjanya, Wall Street Journal melaporkan.
Baca Juga: JUL dan JUUL Labs Indonesia kembali terima pesanan baru produk JUUL
"Belum ada keputusan akhir yang dibuat dan kami terus melalui proses evaluasi," ujar juru bicara Juul dalam sebuah pernyataan pekan lalu. PHK tersebut merupakan bagian dari mengubah arah bisnis perusahaan yang telah dimulai sejak September 2019.
Bukan pertama kalinya Juul melakukan perubahan signifikan pada tenaga kerjanya. Pada November 2019, perusahaan memangkas tenaga kerjanya hingga 650 orang demi berhemat USD1 miliar. Pada April 2020 lalu, Juul kembali memutuskan untuk mem-PHK sebagian karyawan.
K.C Crosthwaite, mantan eksekutif Altria yang turun tangan menjabat CEO Juul mengatakan perusahaan masih dalam tahap eksplorasi dalam memutuskan kebijakan PHK dan upaya menarik diri dari pasar internasional.
"Kami tidak memiliki rincian untuk dibagikan tentang perkiraan jumlah karyawan yang terkena dampak, atau negara yang akan terdampak (menarik diri). Namun, pengurangan (PHK) akan memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi," kata Crosthwaite.
Ketua Asosiasi Perusahaan Vape Indonesia (APVI), Aryo, tidak terlalu merisaukan hengkangnya Juul Labs dari Indonesia, karena kontribusinya terhadap perekonomian nasional, tidak terlalu signifikan. "Juul tidak memberi dampak besar bagi kita.” kata dalam keterangannya Kamis (22/10).