Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Amerika Serikat (AS) yang tetap memberlakukan tarif impor sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia dinilai berpotensi menekan kinerja ekspor nasional secara signifikan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi memperkirakan ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam bisa turun hingga 25% saat kebijakan tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 mendatang.
“Ini sangat berdampak bagi pelaku usaha, penurunan ekspor diprediksi bisa mencapai 25%. Kenaikan harga, penurunan permintaan, serta semakin sulitnya bahan baku akibat rantai pasok bisa saja terjadi,” ujar Diana kepada Kontan, Minggu (13/7).
Baca Juga: GAPKI Waspadai Dampak Tarif AS, Ekspor Sawit Indonesia Bisa Tertekan
Menurut Diana, efek lanjutan dari tekanan tarif ini juga bisa mengganggu output ekonomi nasional dan surplus perdagangan Indonesia, serta mengurangi serapan tenaga kerja.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa dunia usaha tidak bisa hanya meratapi kebijakan ini. Justru, kondisi tersebut harus dilihat sebagai momentum untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar AS.
“Kita tidak bisa menunggu dan berharap kondisi membaik dengan sendirinya. Dunia usaha harus tetap lincah mencari peluang baru di tempat lain,” tegas Diana.
Ia menyebut, negara-negara di kawasan Afrika, Amerika Latin, dan Eropa Timur bisa menjadi pasar alternatif yang potensial, asalkan pelaku usaha juga menyesuaikan standar kualitas produk sesuai dengan permintaan masing-masing negara tujuan ekspor.
Baca Juga: Bukan Solusi, Penundaan Tarif AS Justru Akan Membuat Ekspor Indonesia Makin Tertekan
Selanjutnya: Intip Kinerja Emiten Hermanto Tanoko di BEI, Mana yang Paling Prospektif?
Menarik Dibaca: Apakah Jurusan Bahasa Terancam Tergusur AI atau Tidak? Ini Sederat Faktanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News