Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto optimis dalam menghadapi Asean Economic Community alias Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015. Sebagai negara market, Indonesia dirasa harus melihat peluang dari MEA. Di mata KADIN, Indonesia memiliki nilai lebih dari segi pangsa pasar serta sumber daya manusia.
Suryo Bambang Sulisto menyatakan, banyaknya kalangan meragukan kesiapan Indonesia menghadapi MEA. “Kita adalah negara terbesar dan market terbesar di ASEAN” ujar Suryo di Menara Kadin (24/11).
Tidak sedikit pengusaha yang mengadu menyatakan ketidaksiapan atas MEA. Namun, Suryo menegaskan bahwa posisi Kadin saat ini harus memberikan sisi positif dari implementasi MEA di Indonesia. “Kita tidak harus merasa terancam dengan keberadaan AEC justru itu memberi motivasi untuk Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi” tegas Suryo.
Namun di sisi lain, Jonathan Pincus, Executive Director Rajawali Foundation mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya belum siap untuk menghadapi MEA karena masing-masing negara ASEAN masih menganggap satu sama lain sebagai kompetitor. “ASEAN memang akan menggalakkan free trade area, namun mereka juga akan mencari cara untuk memproteksi aktifitas ekspor impor nya masing-masing” tutur Jonathan beberapa pekan yang lalu.
Jonathan berpendapat berdasarkan data perdagangan intra ASEAN, ekspor impor Indonesia dan negara ASEAN lainnya masih dominan mengarah ke negara-negara dengan ukuran ekonomi besar seperti Uni Eropa, Tiongkok serta Amerika Serikat.
Pada tahun 2010 hingga 2012, impor intra ASEAN tercatat sebesar 22% dari total impor negara-negara ASEAN. Sedangkan, ekspor intra ASEAN berkontribusi sebesar 24% dari total ekspor negara-negara ASEAN. Jonatha Pincus menegaskan bahwa bagaimanapun MEA akan tetap terselenggara mengingat kebijakan ini kesepakatan bersama negara-negara ASEAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News