kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KAEF akan bangun pabrik baru di Jawa Barat


Kamis, 11 April 2013 / 07:25 WIB
KAEF akan bangun pabrik baru di Jawa Barat
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk akan membangun pabrik baru di Banjaran, Jawa Barat. Dengan pendirian pabrik itu, kapasitas produksi diharapkan bisa naik hingga tiga kali lipat.

Targetnya, pemasangan tiang pancang sudah bisa dilakukan di semester I-2013. "Pembangunan pabrik diperkirakan selesai dalam waktu 1,5 tahun," ujar Direktur Keuangan Kimia Farma, Arief Budiman, Rabu (10/4).

Untuk tahap awal, perusahaan berkode saham KAEF ini menyiapkan dana senilai Rp 400 miliar. Pendanaan akan dipenuhi dari kas internal dan sumber pendanaan lain, seperti penerbitan obligasi. Sekedar catatan, per akhir Desember 2012, kas internal perusahaan pelat merah ini sebesar Rp 316,94 miliar.

Selain membangun pabrik baru, KAEF juga akan memindahkan pabriknya di Pulogadung, Jakarta ke Banjaran. Langkah ini dilakukan untuk menekan ongkos produksi, terutama setelah tarif listrik dan upah buruh naik awal tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Djoko Rusdianto menambahkan, selain produksi obat, pabrik di Banjaran itu akan menjadi pabrik injeksi. "Kami belum punya pabrik injeksi, jadi, kami berencana membangun pabrik injeksi di sana (Banjaran)," jelasnya.

Tahun ini, KAEF menargetkan bisa membukukan kenaikan pendapatan dan laba masing-masing sebesar 15%. Untuk itu, selain membangun pabrik baru, BUMN farmasi ini akan meningkatkan penjualan obat generik melalui sistem e-catalog pemerintah.

Tahun lalu, penjualan obat generik perseroan mencapai Rp 380 miliar. "Ada 145 item obat generik yang kami menangkan dari tender e-catalog. Nilainya sekitar Rp 700 miliar," tutur Djoko.

Sepanjang 2012, KAEF mengantongi laba bersih sebesar Rp 205,13 miliar. Angka ini tumbuh 19,43% dibanding laba tahun sebelumnya yang sebesar Rp 171,76 miliar.

Laba bersih tersebut diperoleh dari hasil penjualan yang mencapai Rp 3,73 triliun atau naik 7,27% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,48 triliun.

Sementara itu, terkait rencana pembentukan holding farmasi oleh Kementerian BUMN, hingga saat ini, manajemen KAEF belum dapat memastikan kapan rencana ini akan terealisasi.

Arief mengaku, pihaknya mendukung rencana pemerintah ini. Namun, untuk mewujudkan rencana itu, manajemen KAEF harus mendapat restu dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terlebih dahulu.

Pada September 2012 lalu, Kimia Farma sebenarnya telah memberikan keterangan dan hasil penilaian tertulis ke DPR. Tetapi, hal itu dinilai kurang karena tidak ada konsultan independen yang memberikan pendapat. Tapi, Kimia Farma berpendapat lain. "Konsultan independennya sudah ada, yaitu Arga Jata, dan sudah mengaudit," papar Arief. Hasil dari audit itu sudah di tangan para penguasa legislatif.

Lambatnya proses ini membuat rencana rights issue perusahaan tidak kunjung terealisasi. Sebagai gantinya, perusahaan akan menerbitkan obligasi untuk meraup dana segar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×