Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk bakal punya sumber pendapatan baru. Belum lama ini, perusahaan dengan kode saham KAEF di Bursa Efek Indonesia ini menggandeng PT Brawijaya Investama untuk membangun rumah sakit.
Dalam kerjasama tersebut, Kimia Farma sebagai pemilik lahan seluas 4.520 meter persegi (m²) akan bekerjasama dengan Brawijaya Investama untuk mendirikan rumah sakit di atas lahan tersebut. Adapun lahan milik Kimia Farma tersebut saat ini bernilai sekitar Rp 149,47 miliar.
"Sesuai perjanjian, mitra wajib membangun rumah sakit di sesuai dengan spesifikasi kedua pihak selama jangka waktu yang diperjanjikan," jelas pernyataan tertulis di perjanjian kedua pihak tersebut.
Saat dikonfirmasi, Farida Astuti, Direktur Keuangan Kimia Farma menjelaskan, kerjasama ini memakai sistem build operate transfer (BOT) alias bangun-guna-serah. Ini adalah bentuk pendanaan proyek saat entitas swasta menerima konsesi dari entitas lain, mendanai, merancang, membangun, dan mengoperasikan suatu fasilitas yang dinyatakan dalam konsesi.
"Pendapatan tambahan pasti ada. Yang jelas, Kimia Farma tidak mengeluarkan belanja modal," ujar Farida kepada KONTAN, Minggu (12/6). Dalam perjanjian tersebut, Kimia Farma akan mendapat kompensasi penggunaan lahan 50 m² untuk ruang gudang dan kegiatan usaha apotek lewat PT Kimia Farma Apotek.
Lalu, obat produksi Kimia Farma mendapat prioritas pertama masuk dalam formularium rumah sakit. Logo Kimia Farma juga menempel pada rumah sakit. Bahkan, Kimia Farma akan mendapat kompensasi selama 20 tahun senilai Rp 2,5 miliar untuk tahun pertama, sejak rumah sakti beroperasi dan setelah 10 tahun mendapat tambahan kompensasi 5% dari selisih profit bersih hasil perhitungan studi kelayakan rumah sakit.
"Pajak bangunan akan dibayar mitra. Dan tahun ke 20 kerjasama berakhir, mitra menyerahkan seluruh bangunan rumah sakit kepada Kimia Farma," tambah informasi dalam perjanjian tersebut.
Farida menambahkan, pihaknya telah menandatangani perjanjian untuk membangun rumah sakit itu dalam waktu dekat. "Pembangunan memakan waktu sekitar 2 tahun. Mudah-mudahan, 2018 sudah beroperasi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News