Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya, PT Kalbio Global Medika (KGM) telah berhasil memproduksi beberapa jenis produk biosimilar. Antara lain Erythropoietin (EPO) yang digunakan dalam pengobatan cuci darah dan kanker.
Selain Erythropoietin, KGM juga tengah memproduksi Granulocyte Colony Stimulating Factor (GCSF) yang merupakan obat untuk meningkatkan produksi granulosit serta produk dengan molekul baru yaitu Efepoietin (Long Acting EPO) yang berfungsi untuk menstimulasi pembentukan sel darah merah. Selanjutnya pabrik ini juga akan memproduksi insulin dan beberapa produk MAb (Monoklonal Antibodi) untuk pengobatan kanker.
"Totalnya ada enam produk dalam lima tahun kedepan yang bakal kami edarkan," sebut Vidjongtius, Presiden Direktur KLBF kepada Kontan.co.id, Selasa (27/2).
Pabrik KGM yang berada di Cikarang, Bekasi ini memiliki kapasitas terpasang 10 juta alat suntik (syringe) yang besar dan mampu memenuhi kegiatan produksi tersebut.
Mengapa produksi tidak bisa dilakukan sekali jadi? Vidjongtius menjelaskan bahwa proses produksi hingga siap edar memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
"Khususnya untuk riset saja, bisa membutuhkan US$ 1-10 juta," sebut Vidjongtius.
Perkara teknologi dan transfer ilmu menjadi hal yang utama dibutuhkan pabrik biosimilar ini.
Oleh karena itu, KLBF mengaku sangat terbuka bekerjasama dengan pihak luar. "Kami sangat terbuka, negara mana saja asal bisa transfer ilmu dan teknologi nya dan bisa bawa ke indonesia. China dan Korea Selatan saat ini sudah didapatkan. Tinggal India tengah dalam pembicaraan untuk dapatkan kesepakatan," beber Vidjongtius.
Yang jelas perseroan telah menyiapkan investasi Rp 2 triliun dalam waktu lima tahun ke depan untuk pabrik biosimilar. "Oleh karena itu kami berharap bantuan dari pemerintah, karena kami mendidik sendiri tenaga kerja kami," ujar Vidjongtius.
Sampai saat ini jumlah tenaga kerja andal pabrik biosimilar KGM sebanyak 70 orang dimana perseroan menyediakan program pelatihan terkait otomatisasi dan komponen robotik produksi pabrikan. Oleh karena itu, KLBF sangat berharap setidaknya dapat meraih insentif atas usaha vokasional tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News