Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berupaya memperkuat rantai pasok bahan baku untuk produk-produk farmasinya. Hal ini ditunjukkan KLBF melalui pendirian perusahaan patungan bernama Global Starway Synergy Co., Ltd beberapa waktu lalu.
Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 6 Desember 2022, entitas anak usaha KLBF yaitu PT Global Chemindo Megatrading (GCM) dan Synergy Investment (SI) sepakat untuk membentuk Global Starway Synergy Co., Ltd (GSS) yang berkedudukan di Shenzen, China.
Ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksportasi dan penjualan bahan baku obat-obatan untuk manusia maupun obat-obatan untuk hewan.
Baca Juga: Perkuat Rantai Pasok, Kalbe Farma (KLBF) Mendirikan Entitas Usaha di China
Untuk membentuk joint venture (JV) tersebut, GCM menyetorkan modal sebesar 3,31 juta renminbi atau setara 40% kepemilikan GSS. Adapun SI menyetor modal sebesar 4,97 renmibi atau setara 60% kepemilikan GSS.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, kehadiran GSS khusus untuk memperkuat dan memastikan kelancaran mata rantai pasok bahan baku yang berasal dari China. “Ini mengingat karena efek pandemi dan geopolitik, masih ada tantangan pada kelancaran suplai bahan baku,” ujar dia, Selasa (20/12).
Pembentukan GSS juga menjadi upaya KLBF dalam melihat potensi kolaborasi dalam bidang inovasi riset dan teknologi kesehatan. KLBF pun berusaha mengenal lebih dalam pasar China sebagai tujuan ekspor pada masa mendatang untuk produk kesehatan dari Indonesia.
Di luar itu, KLBF optimistis dengan prospek kinerja perusahaan pada tahun 2023 mendatang. Sebab, sekalipun pandemi Covid-19 sudah hampir berakhir dan berubah jadi endemi, kebutuhan terhadap produk dan layanan kesehatan akan selalu ada di masyarakat.
Baca Juga: Ini Upaya Kalbe Farma (KLBF) Memastikan Kelancaran Pasokan Bahan Baku Dari China
Maka dari itu, KLBF tetap yakin bahwa di tahun 2023 pertumbuhan kinerja perusahaan tersebut bakal positif. Sayangnya, manajemen KLBF belum bisa buka-bukaan terkait proyeksi penjualan dan laba bersih perusahaan di tahun depan.
“Nilai (target kinerja) sedang kami hitung dan awal tahun depan akan siap,” kata Vidjongtius.
Sekadar catatan, untuk tahun 2022, KLBF menargetkan pertumbuhan penjualan bersih sekitar 11% sampai 15%. Angka yang serupa juga menjadi target pertumbuhan laba bersih KLBF di tahun ini.
Sedangkan per kuartal III-2022, penjualan bersih KLBF tumbuh 10,9% year on year (YoY) menjadi Rp 21,18 triliun. Laba bersih KLBF juga meningkat 8,6% (YoY) menjadi Rp 2,48 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Vidjongtius menambahkan, inovasi produk dan layanan menjadi salah satu strategi bisnis yang difokuskan oleh KLBF guna meningkatkan kinerjanya pada tahun depan. Di samping itu, pengembangan ekosistem baru di sektor farmasi juga dilakukan oleh KLBF melalui riset mendalam dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Tak ketinggalan, aksi korporasi baru akan terus dijajaki oleh KLBF untuk melihat potensi berbagai produk baik dalam negeri maupun luar negeri.
Sebelum membentuk GSS, belum lama ini juga KLBF berhasil menuntaskan akuisisi 100% saham PT Aventis Pharma atau Sanofi Indonesia. Akuisisi tersebut diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap kinerja KLBF, khususnya pada divisi obat resep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News