Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berupaya memacu kontribusi pendapatan dari bisnis alat kesehatan (alkes). KLBF melakukan transformasi dengan mengembangkan model bisnis perakitan dan produksi di dalam negeri.
Head of Corporate External Communication Kalbe Farma, Hari Nugroho mengungkapkan bahwa ekspansi KLBF di bisnis alkes dilakukan melalui beberapa anak usaha. Salah satunya PT Forsta Kalmedic Global yang berfokus pada manufaktur produk alkes.
"Untuk mendukung upaya pemerintah menciptakan kemandirian di bidang kesehatan melalui TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dalam industri alat kesehatan, Kalbe terus membangun kapasitas untuk memproduksi alkes secara lokal di Indonesia," kata Hari saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (22/7).
Dalam mengembangkan bisnis alkes, KLBF menggandeng mitra strategis dengan perusahaan multi nasional supaya bisa mendapatkan transfer teknologi. Contohnya dengan GE HealthCare Technologies Inc. untuk memproduksi Computed Tomography (CT) scan.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Tetap Andalkan Pendanaan Internal Meski Suku Bunga Turun
Melalui Forsta, KLBF dan GE HealthCare pada awal Juni 2025 meresmikan fasilitas produksi CT scan pertama di Indonesia. Fasilitas produksi yang berlokasi di Bogor ini diklaim sebagai tonggak penting dalam melokalisasi produksi perangkat medis canggih dan meningkatkan kemampuan diagnostik di Indonesia.
Sebelumnya, Forsta telah menggarap produksi komersial benang bedah pada Desember 2021. Kemudian pada Februari dan Maret 2023, Forsta melengkapi portofolio untuk memenuhi kebutuhan pasar terhadap benang bedah utama.
Selain itu, KLBF juga telah memproduksi sejumlah jenis produk alkes seperti mobile x-ray, dialyzer, dan suture. KLBF juga mengeksplorasi beberapa pipeline produk seperti ultrasonografi (USG), endoscopy, dan hemodialysis machine.
Dalam proses pengembangan produk, Hari menegaskan KLBF memprioritaskan kepatuhan terhadap persyaratan sertifikasi good manufacturing practices lokal yang ditetapkan oleh Pemerintah. "Kami akan berfokus menghadirkan produk di dalam negeri untuk meningkatkan kemandirian penggunaan alat kesehatan domestik," terang Hari.
Dengan strategi pengembangan produksi dan peluang pertumbuhan bisnis alkes di dalam negeri, KLBF ingin mengerek naik kontribusi dari segmen bisnis ini. Peluang itu terbuka lebar lantaran kontribusi bisnis alkes baru sekitar 5% terhadap total bisnis distribusi dan logistik KLBF.
"Untuk outlook pertumbuhan medical device secara keseluruhan kami targetkan bisa bertumbuh high single digit," tandas Hari.
Selanjutnya: Daya Beli Belum Pulih, Hipppindo Beberkan Tantangan di Industri Ritel
Menarik Dibaca: Dukung UMKM Naik Kelas, Pegadaian Perkuat Ekosistem Usaha Lewat Gaderian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News