Reporter: Vina Elvira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) memproyeksikan penurunan kinerja penjualan yang cukup tajam di akhir 2025, seiring dengan tekanan berat yang masih membayangi industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
Manajemen POLY menargetkan penjualan hanya mencapai US$ 44,5 juta pada tahun ini, menyusut sekitar 76,6% dari realisasi 2024 sebesar US$ 190,15 juta, atau turun 84,57% dibandingkan penjualan 2023 sebesar US$ 288,55 juta.
Meski begitu, perseroan mencatat adanya perbaikan efisiensi yang membuat proyeksi EBITDA negatif dapat ditekan menjadi US$ 3,4 juta pada akhir 2025, lebih baik dibandingkan posisi 2024 yang mencatat minus US$7,67 juta.
Adapun, hingga September 2025, penjualan Perseroan tercatat senilai US$33,38 juta, anjlok sekitar 80% dibanding periode sama tahun lalu, dengan EBITDA negatif US$ 2,55 juta.
Baca Juga: Permintaan Lesu, Asia Pacific Fibers (POLY) Tutup Permanen Pabrik di Karawang
Direktur Utama POLY, Ravi Shankar menyatakan bahwa di tengah tekanan tersebut, POLY juga masih mengharapkan kepastian proses restrukturisasi utang kepada Pemerintah dapat segera diperoleh.
Pihaknya menilai, perubahan kebijakan oleh Menteri Keuangan yang baru membuka angin segar percepatan penyelesaian restrukturisasi utang yang telah berstatus quo sejak 2005.
"Dengan adanya perubahan kebijakan yang diambil Pemerintah saat ini, kami melihat adanya opportunity agar proses restrukturisasi utang segera selesai," kata Ravi, dalam media gathering, Kamis (11/12/2025).
Perseroan sudah mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan Purbaya untuk meminta dukungan percepatan dan win-win solution dalam penyelesaian restrukturisasi utang Perseroan. Menurut Ravi, surat tersebut mendapat respons cepat berupa disposisi kepada DJKN.
Saat ini Perseroan masih menunggu tindak lanjut lanjutan dari DJKN, namun tetap optimistis semangat reformasi dari Kemenkeu akan menghasilkan langkah konkret dalam waktu dekat.
Baca Juga: Industri Tekstil Dorong Efisiensi dan Daya Saing Lewat Kolaborasi dengan Pemerintah
Ravi menjelaskan, ketidakpastian restrukturisasi yang berlarut-larut selama lebih dari 20 tahun membuat perseroan sulit mempertahankan going concern. Kepercayaan kreditur yang sebelumnya mendukung kelangsungan usaha Perseroan saat ini pun mulai kehilangan kepercayaannya.
Kondisi ini membuat POLY terpaksa menghentikan operasi pabrik di Karawang dan menurunkan utilisasi pabrik Kaliwungu menjadi hanya 30%. Akibatnya, perseroan harus melakukan PHK terhadap 3.000 pekerja.
"Kondisi seperti ini sebenarnya menunjukkan industri TPT di Indonesia masih menghadapi tantangan berat. Ini menjadi alarm bagi Pemerintah bahwa restrukturisasi bisnis dan keuangan di sektor TPT ini mendesak diselesaikan," tegas Ravi.
Ia mengingatkan bahwa tanpa langkah cepat, potensi kebangkrutan perusahaan TPT lain dapat meningkat dan gelombang PHK bisa berdampak pada stabilitas ekonomi nasional.
Direktur Keuangan POLY, Deddy Sutrisno menambahkan, apabila restrukturisasi utang dapat segera dirampungkan, perusahaan berencana melakukan investasi untuk meningkatkan produksi benang dan serat polyester.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Panggil AGTI Bahas Penguatan Daya Saing Industri Tekstil Nasional
"Sehingga, kami bisa bangkit kembali beroperasi bahkan siap melakukan investasi," katanya.
Dengan restrukturisasi selesai, POLY menilai neraca keuangan dapat diperbaiki dan modal kerja baru dapat diperoleh untuk pengembangan kapasitas pabrik di Kaliwungu, Kendal.S ehingga, diharapkan Perseroan dapat mempekerjakan kembali karyawan yang terkena PHK dan menyerap tenaga kerja lainnya.
Sebagaimana diketahui, Perseroan merupakan salah satu manufaktur benang dan serat polyester sebagai bahan baku utama tekstil dengan pangsa pasar nasional sebelumnya pernah mencapai 21%. Ini sekaligus menjadikan APF sebagai produsen polyester terbesar kedua di Indonesia.
Kendati demikian, Deddy menyampaikan bahwa Perseroan masih menghitung kebutuhan investasi mesin baru. “Kami masih hitung berapa kebutuhan nilai investasinya. Tapi yang pasti, para kreditur siap mendukung bisnis Perseroan,” tandasnya.
Baca Juga: Menperin Optimistis Ekspansi Perusahaan Tekstil Sinyal Positif bagi Industri TPT
Selanjutnya: Target Masih Jauh! Ditjen Pajak Minta Pegawai Tak Cuti Hingga Memanggil Crazy Rich
Menarik Dibaca: Nonton Netflix Tanpa Kuota Internet, Begini Cara Download Tayangan Gratisnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













