kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kampanye hitam dianggap tak turunkan minat pasar pada produk sawit


Selasa, 17 April 2018 / 20:27 WIB
Kampanye hitam dianggap tak turunkan minat pasar pada produk sawit
ILUSTRASI. Panen tandan buah segar kelapa sawit


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen minyak sawit tengah menghadapi berbagai kendala. Pasalnya, beberapa pihak tengah berupaya melakukan kampanye negatif terhadap produk-produk sawit.

Meski komoditas sawit tengah diterpa kabar yang tidak baik, namun Tiur Rumondang, Country Director Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Indonesia berpendapat, konsumen tidak akan menurunkan minatnya terhadap minyak sawit. Hal tersebut dikarenakan sawit masih menjadi komoditas yang sangat dibutuhkan.

"Secara ekonomis, produk ini masih lebih unggul dibandingkan yang lain. Dari sisi lingkungan, sawit komoditas yang menggunakan lahan relatif lebih sedikit daripada minyak nabati yang lain. Jadi kita lihat saja, kebutuhan konsumen yang akan menjawab nanti," ujar Tiur, Selasa (17/4).

Menurut Tiur, kampanye hitam yang telah dilayangkan beberapa pihak pun tidak membuat permintaan sawit menurun signifikan. Namun, menurutnya produsen minyak sawit, seperti Indonesia, harus terus memperbaiki kinerjanya.

Lebih lanjut Tiur mengatakan, industri yang bergerak di bidang sawit juga bertugas membuktikan bahwa apa yang dinyatakan dalam kampanye tersebut merupakan hal yang salah. Sementara, RSPO merupakan lembaga sertifikasi yang menunjukkan bagaimana pengolahan sawit yang berkelanjutan.

Menurut Tiur, semua pihak bebas memberikan pandangannya atas suatu komoditas. Namun, menurutnya pernyataan-pernyataan yang diberikan tidak menjawab permasalahan yang ada. "Selama ini, isu yang dibawa adalah tentang kerusakan lingkungan dan deforestasi. Apakah dengan komoditas lain masalah otomatis akan hilang? Itu tidak terjawab dengan statement yang tadi," kata Tiur.

Tak hanya itu, Tiur pun berpendapat jika semua negara memiliki hak untuk memproteksi komoditas yang dimilikinya. Hanya saja sangat tidak adil bila ada  pihak yang mendiskriminasi satu komoditas terhadap komoditas lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×