Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Pasca mengoperasikan pabrik baru di Karawang International Industry City (KIIC), Karawang, Jawa Barat pada medio Juni 2014, PT Kao Indonesia siap tancap gas. Perusahaan yang menginduk pada Kao Corporation dari Negeri Sakura ini berhasrat memperbesar sebaran pasar (market share) di Indonesia menjadi 17%-20%.
Target pangsa pasar ini merupakan pencapaian jangka menengah tiga tahun kedepan. Berpegang data riset AC Nielsen, Kao di Indonesia menyatakan sebaran pasar di Indonesia saat ini sekitar 12%.
Kao Indonesia optimistis rencana jangka menengah tersebut bisa tercapai seiring penambahan kapasitas produksi detergen, pasca pabrik kedua di Karawang berdiri. "Pabrik kedua meningkatkan kapasitas produksi detergen menjadi dua kali lipat," ujar Musa Chandra, Director and Vice President Marketing Kao Indonesia, Rabu (2/7).
Selain mendukung produksi detergen, pabrik Karawang yang dibangun dengan dana Rp 1,5 triliun tersebut, juga bakal memproduksi popok bayi untuk pasar kelas B dan C. Ini sekaligus menjadi produk popok Kao pertama yang diproduksi di Indonesia. Sebab, sebelumnya Kao Indonesia masih mengimpor popok dengan menyasar segmen pasar kelas A.
Sayang, Musa belum mau berbicara banyak perihal rencana produksi popok perdana tersebut. Termasuk, kapan rencana produksi direalisasikan dan target penjualannya.
Sementara pabrik pertama yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Bekasi, selain memproduksi detergen, juga memproduksi produk perawatan wajah dan pembalut. Tingkat utilisasi produksi semua produk di pabrik ini 90%. Lagi-lagi, Musa tak mau membeberkan besar kapasitas produksi pabrik yang dia maksud.
Harga jual naik 5%
Selain berharap pada lonjakan kapasitas produksi, Kao Indonesia juga berstrategi dengan meluncurkan produk detergen baru.
Bersamaan dengan peresmian pabrik Karawang, perusahaan ini meluncurkan Jaz 1. Bukan tanpa alasan Kao Indonesia merangsek pasar detergen kelas C. Perusahaan ini mengakui potensi pasar ini masih sangat besar.
Jaz 1 tentu berbeda dengan dua produk detergen sebelumnya, yakni Easy dan Attack. Dua produk terdahulu ini masing-masing menyasar kelas B dan kelas A.
Sasaran pasar yang berbeda tersebut tercermin dari banderol harganya. Attack seberat 900 gram dijual dengan harga Rp 17.000 per bungkus. Dengan berat sama, Easy dijual dengan harga Rp 15.500 ribu per bungkus. Sementara itu Jaz 1 dihargai Rp 14.000 per 900 gram.
Memang, kalau dihitung selisih harga ketiganya hanya Rp 1.500. "Tapi market kami itu kan ibu-ibu. Mereka sangat sensitif soal harga. Beda sedikit saja menentukan penjualan," terang Musa.
Kao Indonesia tak mau berbagi informasi perihal target penjualan Jaz 1 atau detergen secara keseluruhan. Namun Kao Indonesia mengakui kontribusi penjualan detergen mencapai 50% terhadap total penjualan perusahaan. Sisanya berasal dari penjualan produk perawatan wajah dan pembalut. dekat.
Di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS), Kao Indonesia mengaku telah mengerek harga jual detergen, pembersih wajah dan pembalut sebesar 5% pada April lalu. Perusahaan ini beralasan, 50% bahan ketiga produk ini masih harus diimpor. "Kami belum tahu apakan akan menaikkan harga lagi. Kami melihat fluktuasi kurs," kata Musa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News