Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyebut bahwa industri keramik nasional memiliki kapasitas produksi yang mumpuni untuk memenuhi kebutuhan proyek IKN Nusantara.
Ketua Umum Asaki Edy Suyanto menilai, kehadiran mega proyek IKN Nusantara memberi harapan dan optimisme baru bagi industri keramik dalam negeri. Peluang produsen nasional untuk berkecimpung di proyek IKN terbuka lebar setelah pemerintah mewajibkan pemanfaatan produk keramik dalam negeri dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sesuai ketentuan yang berlaku.
Industri keramik nasional punya modal berharga dalam memasok produknya ke IKN. Hal ini seiring total kapasitas produksi keramik terpasang Indonesia sekarang telah mencapai 598 juta meter persegi (m2) atau meningkat 11% dibandingkan posisi tahun 2020 lalu.
"Kapasitas tersebut mampu memenuhi seluruh kebutuhan keramik di dalam negeri, termasuk untuk IKN," ujar Edy, Minggu (26/11).
Baca Juga: Produsen Keramik Siap Terlibat Dalam Proyek IKN
Di samping itu, industri keramik nasional telah dan sedang melakukan ekspansi penambahan kapasitas produksi sebesar 75 juta m2 dengan total nilai investasi Rp 5,5 triliun. Ekspansi ini dilakukan bertahap sejak 2020 silam atau ketika kebijakan insentif harga gas bumi tertentu (HGBT) sebesar US$ 6 per MMBTU diberikan pemerintah. Sejauh ini, agenda ekspansi tersebut berjalan sesuai harapan dan akan rampung secara keseluruhan pada akhir 2024 mendatang.
Dengan adanya penambahan kapasitas tersebut, produsen keramik nasional dapat membuat produk keramik jenis homogeneus tiles atau granit tiles yang ditujukan sebagai subtitusi produk impor. "Tambahan kapasitas produksi 75 juta m2 kelak mampu mensubtitusi angka impor keramik tahunan yang rata-rata berada di kisaran 70 juta m2," ungkap Edy.
Saat ini juga ada penjajakan oleh sejumlah produsen dalam negeri untuk membuka pabrik di Kalimantan Timur seiring tingginya kebutuhan keramik untuk proyek IKN. Rencana pendirian pabrik keramik tersebut perlu mempertimbangkan efisiensi waktu pengiriman, biaya transportasi, hingga yang terpenting adalah suplai gas bumi di Kalimantan Timur. Sebab, porsi gas terhadap biaya produksi keramik mencapai 30%.
Hadirnya proyek IKN juga diharapkan Asaki dapat mendongkrak pertumbuhan penjualan keramik di dalam negeri. Walau masih ada tantangan pelemahan daya beli, faktanya dari Januari-Oktober 2023 penjualan keramik nasional meningkat hampir dobel digit. "Utilisasi pabrik keramik nasional berada di level 70% pada Januari-Oktober 2023," imbuh Edy.
Baca Juga: Punya Rencana Bangun Rumah? Cek Jenis Keramik yang Mau Dipakai Biar Tidak Salah Pakai
Sebelumnya, Chief Financial Officer PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) Rudy Sujanto menyatakan, ARNA memiliki semangat untuk mendukung proyek IKN. Keberadaan IKN dapat menjadi salah satu stimulus pendongkrak kinerja ARNA pada 2024, selain insentif PPN untuk sektor properti.
"Penjualan neto kami ditargetkan berada di kisaran Rp 2,6 triliun--Rp 2,7 triliun untuk tahun depan," kata Rudy saat ditemui Kontan.co.id di Mojokerto, 30 Oktober 2023.
Untuk saat ini, ARNA memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 68,7 juta m2 per tahun. Mereka sedang bersiap membangun pabrik keramik baru atau Plant 6 di Jawa Barat pada awal 2024.
Ketika konstruksi Plant 6 selesai pada semester II-2025, maka kapasitas terpasang produksi keramik ARNA akan melesat mendekati 80 juta m2 per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News