Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi
Nilai investasi pabrik itu mencapai US$ 38 juta dan juga sudah beroperasi di awal tahun 2020 ini. Selain dengan Toyobo, TRST juga kerja sama dengan PT Multi Spunindo Jaya membentuk usaha patungan yakni PT Trias Spunindo Industri (TSI) untuk membuat produk diversifikasi seperti plastik geotextile dengan investasi sebesar US$ 8 juta.
Produk plastik geotextile menurut manajemen diproduksi karena melihat peluang pasar yang ada misalnya kebutuhan plastik geotextile untuk usaha konstruksi maupun pertanian.
Baca Juga: Hingga November, Adhi Karya (ADHI) genggam kontrak baru Rp 17,3 triliun
Per Agustus tahun 2020 pabrik tersebut telah beroperasi, manajemen berharap dengan upaya diversifikasi produk ini akan meningkatkan kinerja perusahaan ke depannya.
Soal tantangan, perusahaan mengaku ada dua faktor yang mempengaruhi bisnis ini pertama soal permintaan di pasar dan harga bahan baku. Dimana bahan baku kemasan berkaitan erat dengan fluktuasi minyak bumi sebagai hulu sektor industri ini, sehingga ada kecenderungan fluktuasi harga di ranah bahan baku.
Sementara itu bicara prospek tahun depan, Sugeng yakin perusahaannya dapat melaluinya dengan baik. "Kami berharap ekonomi lebih baik. Dengan kapasitas yang kami punyai sekarang, perseroan yakin dapat tumbuh lagi, kami harapkan ada peningkatan penjualan di tahun depan," pungkasnya.
Selanjutnya: Analis perkirakan kinerja Bekasi Fajar (BEST) akan pulih pada tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News