kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kata pengamat transportasi terkait rumor merger Grab-Gojek


Kamis, 03 Desember 2020 / 17:36 WIB
Kata pengamat transportasi terkait rumor merger Grab-Gojek
ILUSTRASI. Sejumlah pengemudi ojek daring (online) menunggu penumpang di depan Stasiun Pondok Cina, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

Dia menambahkan, sejak awal berdiri, pihak Grab dan Gojek selaku operator transportasi online sebenarnya tidak membatasi jumlah pengemudi. Alhasil, jumlah mereka sempat membludak dengan tingkat persaingan yang tinggi. Kondisi mempengaruhi kemampuan tiap pengemudi untuk memperoleh pendapatan maupun bonus.

Baca Juga: Kata KPPU terkait isu merger antara Gojek dan Grab

“Masyarakat yang jadi driver awalnya hanya lihat bonus yang besar, padahal lama-lama menurun seiring jumlah yang terus bertambah. Ditambah, sekarang ada pandemi yang membuat mobilitas orang berkurang,” terang dia.

Djoko berharap, pemerintah bisa lebih berperan dalam mengawasi kinerja Grab dan Gojek, terutama ketika keduanya benar-benar jadi merger. Pengawasan tersebut dapat mencakup beberapa kementerian.

Mulai dari Kementerian Perhubungan yang mengawasi aspek transportasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika yang mengawasi aspek aplikasi digital, hingga Kementerian Ketenagakerjaan yang mengawasi aspek kesejahteraan pengemudi.

Selanjutnya: Diisukan merger, begini tanggapan Gojek dan Grab

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×