Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TANJUNG SELOR. PT Kayan Hydro Energy (KHE) membatalkan kerjasama dengan Sumitomo Corporation, konglomerasi asal Jepang pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara (Kaltara).
Steven Kho selaku Eksekutif Komite dari KHE mengatakan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kerjasama ini dihentikan.
“Tentang Sumitomo sebenarnya simple ya, memang kami pernah bekerjasama dengan Sumitomo, tetapi terhitung semenjak kuartal pertama tahun ini kami sudah menyelesaikan hubungan dengan Sumitomo. Artinya secara formal, sudah tidak ada kelanjutannya,” ungkap Steven saat ditemui Kontan dalam acara syukuran Kayan Hydro Energy di Tanjung Selor, Kalimantan Utara, Kamis (30/05).
Alasan utamanya adalah karena adanya perbedaan pandangan di bagian commercial site, termasuk dalam hal-hal yang berhubungan dengan waktu.
Baca Juga: Siapkan Investasi US$ 17,6 miliar, KHE Mulai Bangun PLTA Kayan di Kalimantan Utara
“Namun kami tetap berhubungan baik, dan menganggap Sumitomo sebagai mitra kami di masa depan baik untuk proyek ini maupun proyek-proyek selanjutnya,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur PT Sumitomo Indonesia Kenichi Ishikawa mengatakan hal yang serupa, meski sudah tidak bekerjasama dalam proyek PLTA, pihaknya tidak menutup kemungkinan kembali bermitra dengan KHE pada proyek-proyek selanjutnya.
“Kami tetap terbuka kembali untuk berdiskusi untuk project selanjutnya,” ungkap Ishikawa.
Dengan posisi ini, Steven juga sempat mengatakan bahwa pihaknya tengah mencari partner kembali untuk melanjutkan proyek PLTA yang diklaim sebagai PLTA dengan kapasitas terbesar se-Asia Tenggara, yaitu 9.000 megawatt (MW).
“Kami sudah dalam tahap bernegosiasi dengan beberapa pihak, namun secepat-cepatnya belum tentu timeline (proyek) sama dengan partner. (Dari) Jepang ada, kalau China selalu, karena kan mereka diwajibkan sama pemerintahnya, kemudian Korea,” katanya.
Steven menambahkan investasi yang dimaksud oleh KHE tidak terpaku dalam investasi dalam bentuk uang namun juga bisa dari segi pengalaman, teknis atau terkait cost yang lebih murah.
“Mereka bisa masuk sebagai pemodal, atau misalnya partner kita punya keahlian lain seperti pengalaman, kita dengan senang hati. Atau keahlian dalam teknis, atau membawa dana murah, ya tidak apa juga, jadi dari segi apapun yang bisa membawa nilai tambah,” tutupnya.
Baca Juga: Sumitomo dan China Power Sokong Proyek PLTA Kayan di Kalimantan Utara
Asal tahu saja, KHE tadinya menandatangani kerjasama dengan Sumitomo Corporation, pada proyek pembangunan PLTA senilai US$ 17,8 miliar (kurang lebih senilai Rp 270 triliun) ini pada awal Oktober 2022 lalu.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama KHE Andrew Sebastian Suryali sempat mengungkapkan, pihak Sumitomo Corporation berencana mempromosikan kawasan ini kepada perusahaan-perusahaan Jepang yang telah mempunyai komitmen untuk menggunakan energi listrik dari sumber energi terbarukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News