kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KCI Impor KRL dari China Rp 783 Miliar, Mulai Beroperasi Tahun Depan


Selasa, 06 Februari 2024 / 17:25 WIB
KCI Impor KRL dari China Rp 783 Miliar, Mulai Beroperasi Tahun Depan
ILUSTRASI. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) resmi akan mengimpor tiga rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) dari China senilai Rp 783 miliar. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) resmi akan mengimpor tiga rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) dari China dengan total biaya sebesar Rp 783 miliar. 

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan KRL impor ini rencananya akan mulai melayani penumpang terhitung 16 bulan setelah pemesanan. 

Diketahui, KCI resmi meneken nota kesepahaman (MoU) impor KRL dengan China sejak akhir Januari lalu. Itu artinya KRL impor ini sudah mulai beroperasi kurang lebih Mei 2025. 

"Total kedatanganya itu 15 bulan dan akan dilakukan uji coba, dan di bulan ke-16 sudah bisa melayani penumpang," kata Anne dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (6/2). 

Baca Juga: Batal Impor KRL dari Jepang, KCI Pilih Impor KRL dari China karena Lebih Murah

Anne mengatakan bahwa seluruh rangkaian impor KRL ini bisa sampai ke Indonesia selama 15 bulan setelah pemesanan. 

Pada tahap selanjutnya, KRL yang sudah sampai akan dilakukan uji coba dan sertifikasi dari Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA). 

"Targetnya itu lulus uji dulu berjalan 4.000 km, jadi harus ada sertifikasi dari DJKA sebelum beroperasi," jelas Anne. 

Sebelumnya, Anne membeberkan alasanya impor KRL dari China. Salah satunya masalah harg yang lebih kompetitif dari Jepang dan Korea Selatan yang juga menawarkan proposal penawaran ke Indonesia. 

Baca Juga: Masuk Dalam Perpres RITJ, Jababeka Berkomitmen Kembangkan TOD Cikarang-Jababeka

Selain itu, Selain itu, Anne memastikan KRL dari China itu juga sudah memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan pemerintah. 

"Misalnya AC, kan AC itu untuk kapasitas secara teknis di Indonesia, Singapura, Malaysia, China, Jepang, itu berbeda-beda. Dan ini yang mereka sesuaikan kondisinya dengan Indonesia, jadi ada beberapa hal termasuk luasan ruang bebas, kemudian penggunaan prasarana, dan yang lain itu mereka kaji semuanya," jelas Anne. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×