kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KCIC melakukan efisiensi untuk menekan pembengkakan biaya


Kamis, 09 September 2021 / 21:02 WIB
KCIC melakukan efisiensi untuk menekan pembengkakan biaya
ILUSTRASI. Foto udara struktur jembatan tertinggi proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung . ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/foc.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sekitar US$ 1,9 miliar atau Rp 27,17 triliun. Di mana dalam mengerjakan proyek kereta cepat itu sebelumnya budget awal yang diestimasikan senilai US$ 6,07 miliar. Rinciannya, sekitar US$ 4,8 miliar adalah biaya konstruksi atau EPC. Sementara itu, US$ 1,3 miliar adalah biaya non-EPC.

Namun, estimasi yang di buat pada November 2020 ternyata biaya tersebut meningkat menjadi US$ 8,6 miliar. Selanjutnya, berdasarkan kajian yang melibatkan konsultan pun akhirnya memperkirakan skenario biaya proyek itu akan kembali naik mencapai US$ 9 miliar dan terakhir berkonsultasi di mana proyek itu pun naik menjadi US$ 11 miliar. 

Alhasil, konsorsium Indonesia pun diperkirakan harus menanggung beban tambahan yang diusulkan untuk dibiayai oleh suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2022.

Sekretaris Perusahaan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Mirza Soraya mengungkapkan saat ini, mengenai pendanaan ataupun cost overrun masih dalam negosiasi masih dalam tahap pembahasan di tingkat kementerian, BUMN sponsor dan juga pemerintah. “Sehingga hingga saat ini pun kami belum bisa memberikan komentar,” ungkap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/9). 

Baca Juga: PT KAI bakal gantikan WIKA sebagai pemegang saham mayoritas di konsorsium PSBI

Dia bilang, perhitungan cost overrun dalam pengerjaan proyek KCIC itu belum final. Sebab masih ada beberapa item yang masih dinegosiasikan kepada pihak kontraktor dan beberapa pihak terkait.

Meski begitu, hingga saat ini KCIC berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan efisiensi untuk mengembalikan project cost ke initial budget. “Semangat efisiensi di berbagai aspek kita gaungkan. Tentu saja harapan kami pembengkakan biaya bisa ditekan semaksimal mungkin,” kata dia. 

Di samping itu, pihaknya juga tengah menerapkan skema MSA (Maintence & Service Agreement) dalam OM Readiness, dimana SDM operation & maintenance untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung nanti sebagian besar akan melibatkan SDM terlatih dan berpengalaman dari PT KAI dengan prioritas penyelenggaraan training di Indonesia dan online

“Dengan begitu biaya training dan O&M readiness cost lainnya bisa lebih efisien,” katanya. 

Upaya lain turut dilakukan yakni dengan melakukan negosiasi facility agreement dengan lender dan negosiasi dengan kontraktor terkait beberapa isu biaya proyek. 

“Kami juga melakukan value engineering di beberapa pekerjaan konstruksi yang masih berjalan dan menunda pembangunan TOD Walini untuk fase awal ini. Termasuk menyederhanakan interior dan eksterior stasiun namun tetap mengedepankan fungsi, estetika dan seamless pelayanan,” tutupnya. 

Selanjutnya: Biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak, ini saran pengamat BUMN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×