kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Ke China, Indonesia promosikan furnitur gebyok


Sabtu, 06 September 2014 / 14:24 WIB
Ke China, Indonesia promosikan furnitur gebyok
ILUSTRASI. Manfaat buah stroberi untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indonesia mengikuti pameran furnitur dalam ajang  China International Furniture Fair (CIFF) pada 5-8 September 2014 di Guangzhou, Republik Rakyat Tiongkok.

Indonesia membawa furnitur berbagai macam jenis gebyok seperti gebyok pintu, gebyok gapura, dan gebyok pengantin (background panggung pengantin). Produk furnitur berupa ukiran khas Jepara lengkap dengan berbagai filosofi kebaikan dalam tradisi Jawa ini diharapkan mampu mendongkrak citra baru furnitur asli Indonesia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak berharap pameran ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan ekspor.  "Kami berharap pameran ini sekaligus meningkatkan citra furnitur Indonesia di kancah internasional, khususnya di RRT dan negara sekitarnya," kata Nus, dalam siaran persnya, Sabtu (6/9).

CIFF merupakan kesempatan Indonesia mempromosikan produk-produk furnitur asli Indonesia. “Sebagai pameran furnitur internasional terbesar di Asia, partisipasi Indonesia diharapkan dapat meningkatkan ekspor ke Tiongkok sehingga dapat tumbuh sebesar 4,5%- 5,5% atau dengan nilai US$ 22,24-US$22,45 miliar,”  tegas Nus.

Nilai ekspor furnitur Indonesia ke Tiongkok selama lima tahun terakhir terus meningkat dengan tren sebesar 20,53%. Ekspor furnitur Indonesia ke Tiongkok pada Januari-Mei 2014 bernilai US$ 11,14 juta atau meningkat 40,11% dibanding periode yang sama setahun sebelumnya yang hanya US$ 7,95 juta. Tiongkok menempati urutan ke-15 dalam daftar negara tujuan utama produk furnitur, setelah Amerika Serikat (AS), Jepang, Inggris, Belanda, Jerman, Prancis, Australia, Belgia, dan Korea.

Dengan kualitas produk furnitur dan inovasinya, Dirjen Nus optimis Indonesia mampu mengulang transaksi menggembirakan. “Tahun lalu, Paviliun Indonesia berhasil membukukan transaksi US$ 1.146.946. Ini peluang bisnis Indonesia yang begitu besar dan harus dimanfaatkan momentum ini untuk merebut pasar Tiongkok dan negara-negara sekitarnya,”  imbuhnya.

CIFF diikuti oleh lebih dari 3.000 peserta dari 29 negara, di antaranya AS, Jerman, Italia, Prancis, Singapura, Thailand, Australia, Jepang, Indonesia, Malaysia, Turki, dan RRT sebagai tuan rumah. Pameran ini dikunjungi oleh sekitar 153.503  buyer dari berbagai negara yang terdiri dari berbagai sektor, seperti industri manufaktur/produksi, pusat riset dan teknologi, asosiasi dan institusi, universitas, arsitektur, dekorasi dan desain interior, agen ekspor-impor, dan grosir.

CIFF diakui sebagai salah satu pameran terbesar di Tiongkok Tengah dan Asia untuk produk furnitur (kayu, metal, plastik, dan rotan), mesin penggergajian, alat pengeboran, aksesoris mesin & perlengkapan, penutup lantai, dekorasi interior, ubin dan materi pelapis, dapur dan kamar mandi, pencahayaan, lantai, seni, aksesori, jasa desain interior, serta tekstil dan kain pelapis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×