Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pipa bawah laut yang dioperasikan kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS) blok Tuban, JOB Pertamina-PetroChina East Java (JOB PPEJ) sempat mengalami kebocoran pada Kamis, 20 Agustus 2015. Jumlah tumpahan minyak dari pipa yang bocor tersebut diprediksi mencapai 43 barel.
Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Elan Biantoro bilang, saat ini kebocoran pipa tersebut sudah bisa tertangani dengan baik. Perbaikan pipa dengan cara penjepitan (clamp) telah dilakukan dan selesai pada Jumat (21/8).
"Pada hari ini (Sabtu, 22/8) penyaluran minyak melalui pipa tersebut sudah berjalan normal," kata Elan pada Sabtu (22/8).
Biarpun begitu, JOB PPEJ akan terus melakukan monitoring untuk mencegah terjadinya kebocoran kembali. Bahkan guna memastikan kebocoran tidak berlanjut dan minyak makin menyebar, pada Kamis (20/8) sore sudah dihentikan pemompaan minyak ke FSO Cinta Natomas. JOB PPEJ mematikan dua dari tiga unit pompa transfer untuk menghentikan aliran minyak yang melewati pipa yang bocor tersebut.
Satu unit pompa transfer tetap digunakan untuk memompakan minyak dari CPA ke FSO melalui pipa bawah laut yang lainnya. Hal ini agar tidak mengganggu produksi dan transfer minyak ke FSO Cinta Natomas.
Sementara itu, untuk melokalisir dampak tumpahan minyak, JOB PPEJ telah mendapat bantuan kapal dari Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) untuk bisa menangani tumpahan minyak tersebut. "Saat ini juga tengah dilakukan koordinasi dengan ExxonMobil Cepu Ltd. (EMCL) untuk mengoperasilkan kapal EMCL. Diharapkan proses penanganan tumpahan minyak ini berjalan cepat," kata Elan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News