Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Perusahaan setrum plat merah, PT PLN (Persero) membutuhkan banyak persediaan batubara pada tahun ini. Direktur Energi Primer PLN, Nur Pamuji mengatakan total kebutuhan batubara PLN pada tahun ini mencapai 34 juta ton.
Jumlah ini naik 10 juta ton ketimbang kebutuhan batu bara pada tahun lalu sebesar 24 juta ton. Sedangkan untuk tahun depan, kebutuhan batu bara PLN meningkat 8 juta ton menjadi 42 juta ton. “Kita masih tender batubara, pengumumannya akhir bulan ini,” kata Nur Pamuji, Kamis (21/10).
Nur Pamuji mengatakan, kebutuhan batubara PLN akan meningkat berlipat dengan bertambahnya pembangkit 10.000 MW milik PLN dan beberapa proyek PLN lainnya yang akan beroperasi. Ia meminta kepada pemerintah untuk menjamin pasokan batubara karena produsen cenderung mengekspor batubara ke luar negeri karena harga batubara di pasar internasional lebih tinggi ketimbang pasar domestik.
Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan memberikan beberapa usulan kepada pemerintah terkait dengan harga dan ketersediaan. Untuk usulan harga, Dahlan mengusulkan untuk menggunakan cost plus based yaitu biaya produksi ditambah margin yang wajar. “Margin saat ini bisa mencapai 48% tergantung kondisi supply dan demand,” lanjut Dahlan.
Sedangkan untuk aspek ketersediaan batubara, Dahlan minta supaya produsen batubara diwajibkan memenuhi kebutuhan domestik terlebih dahulu. Misalnya, 25% dari total produksi harus diberikan kepada kebutuhan domestik lebih dulu sebelum diberikan izin untuk melakukan ekspor dengan harga pasar.
Menurut catatan dari PLN, total kebutuhan batubara untuk pembangkit pada tahun ini mencapai 45 juta ton. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan untuk PLN dan kebutuhan pembangkit listrik swasta. Untuk PLN, kebutuhannya mencapai 34 juta ton sedangkan kebutuhan pembangkit listrik swasta hanya sebesar 11 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News