Reporter: Mona Tobing | Editor: Edy Can
BOGOR. Beroperasinya lima pakan ternak akan mendorong kebutuhan jagung. Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) memperkirakan, kebutuhan jagung untuk pakan ternak akan mencapai 14,7 juta ton.
Ketua Umum GPMT FX Sudirman mengatakan, kebutuhan jagung sebesar itu untuk mencapai target produksi sebesar 15,5 juta ton. Karena itu, dia berharap, produksi jagung nasional harus ditingkatkan. Jika tidak, pengusaha harus mencukupi kebutuhan jagung dengan impor. Tahun ini, GPMT menghitung impor jagung berkisar 3 juta ton atau setara nilai US$ 1 miliar.
Sudirman mengaku, pengusaha sejatinya pengusaha menyukai jagung lokal karena kualitasnya lebih bagus ketimbang jagung impor. "Lebih fresh dan harga jagung lokal lebih bersaing. Sehingga dari segi biaya lebih efisien," kata Sudirman, Selasa (26/8).
Kementerian Pertanian memperkirakan, produksi jagung nasional tahun ini sebesar 18 juta ton. Angka ini sama dengan tahun lalu. Dalam lima tahun mendatang, Kementerian Pertanian memperkirakan kebutuhan jagung akan naik dua kali lipat.
Penyebab mandeknya produksi jagung nasional lantaran pengolahannya masih sangat sederhana. Hampir 70% masih memakai cara-cara tradisional.
Selain itu, Ketua Kelompok Tani dan Nelayan (KTNA) Wiharto Tohir menambahkan, keterbatasan lahan juga menjadi penyebab produksi jagung nasional stagnan. Luas lahan jagung mencapai 2,16 juta hektare dengan jumlah petani jagung mencapai 8,6 juta rumah tangga.
Ke depannya, dia berharap perlu ada standarisasi petani berkelompok untuk fokus pada pencapaian standar produksi jagung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News