Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri teknologi informasi (TI) tak hentinya melahirkan inovasi baru agar pengunaan perangkat digital semakin mudah dihubungkan dengan infrastruktur komersil yang dikelola perusahaan TI, termasuk media penyimpanan file berbasis online.
Salah satunya Wasabi Technologies. Penyedia solusi cloud storage atau media penyimpanan file berbasis online ini meluncurkan hot cloud storage sebagai teknologi yang sederhana untuk semua jenis penyimpanan komputasi dengan biaya lebih murah, serta menghilangkan beberapa tipe biaya terkait penarikan data seperti biaya egress, API call dan klasifikasi data.
Di Indonesia, PT Sistech Kharisma menjadi distributor resmi Wasabi hot cloud storage. Perusahaan ini melihat kebutuhan kapasitas penyimpanan data yang fleksibel dan terjangkau semakin dibutuhkan baik oleh pengguna perorangan maupun korporasi di tengah perkembangan digitalisasi.
Direktur Sales PT Sistech Kharisma Suriafi menjelaskan, Wasabi hot cloud storage berpotensi menjadi one-stop solution bagi banyak pihak yang membutuhkan kapasitas penyimpanan besar berbasis cloud storage. "Layanan ini hanya mengenakan satu harga, yaitu untuk penyimpanan data. Harganya di Indonesia mulai dari Rp. 150.000 per 1 terabyte,” kata dia dalam keterangan resminya, Kamis (13/4).
Inovasi terus dilakukan Wasabi Technologies karena memprediksi bahwa perusahaan-perusahaan besar akan menghasilkan data tidak terstruktur sebesar 3x lipat, kapasitas on-premise akan mengalami peningkatan sebesar 40% dan perangkat penyimpanan tidak memiliki desain yang efisien biaya.
Harga yang ditawarkan Wasabi diklaim lebih hemat 80% daripada penyedia besar terkenal yang juga berasal dari Negara Paman Sam. Suriafi bilang, hal itu dikarenakan data yang tersimpan dalam cloud storage, jika sewaktu-waktu diperlukan untuk penarikan atau akses data maka ada biaya yang dikenakan. Biayanya berbeda antara penyedia cloud storage yang satu dan yang lain.
Misalnya ada biaya egress. Ini merupakan biaya yang diperhitungkan ketika ada transfer data keluar dan masuk, berpindah dari region yang berbiaya rendah ke region yang berbiaya lebih tinggi dan penggunaan beberapa layanan penghubung.
Suriafi menjelaskan, penggunaan istilah hot pada solusi cloud storage Wasabi berarti data diklasifikasikan ke dalam penyimpanan digital pada umumnya. Dalam dunia TI, klasifikasi biasanya ada tiga tier yakni hot, warm dan cold.
“Data yang tersimpan mempunyai fungsi sebagai backup dan archive (arsip), yang sudah masuk dalam kategori tiering. Apabila dalam perkiraan manajemen perusahaan, data akan disimpan dan/atau tidak akan dipakai dalam jangka waktu yang lama, maka diperlakukan sebagai data dingin, yang penyimpanan dilakukan di lokasi server yang berbiaya murah,” tambahnya.
Wasabi hot cloud storage memperlakukan semua data pada satu tier yang memenuhi kebutuhan apapun, menghilangkan kompleksitas pada penyedia cloud storage generasi pertama yang menerapkan tiering dengan karakteristik performa yang berbeda dan tentunya penetapan harga yang berbeda-beda pula.
Untuk itu, Wasabi hot cloud storage menerapkan tier tunggal yang selalu siap tersedia pada layanannya terlepas dari bagaimana pelanggannya akan memberikan klasifikasi pada data mereka, dengan biaya rendah, andal dan tanpa penundaan laten berbasis tier.
Penggunaan Wasabi hot cloud storage dalam industri hiburan salah satunya digunakan untuk streaming. Suriafi mencontohkan, salah satu klub sepak bola besar di Liga Inggris menggunakan Wasabi sebagai medium penampungan dan penghantaran siaran yang bisa dinikmati banyak penggemar sepak bola pada saat bersamaan sebagai pengalaman yang mulus dan menyenangkan.
Selain itu, penerapan khusus Wasabi hot cloud storage pada instalasi kamera pengawas atau CCTV sebagai solusi hibrid. Disadari bahwa perangkat kameranya semakin meningkat resolusi videonya, ada kewajiban penyimpanan rekaman untuk jangka waktu tertentu dan kepatuhan keamanan pada ketentuan yang berlaku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News