Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pengiriman beras impor asal Thailand diundur menjadi pada 20 Februari 2011. Tadinya, Pemerintah Thailand akan mengirim 300.000 ton beras itu pada Desember 2011.
Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog), Sutarto Alimoeso, beralasan, pengunduran pengiriman beras ini lantaran Thailand tiba-tiba membatalkan kesepakatan tersebut dan meminta renegosiasi harga.
Tak berapa lama, negara itu terkena musibah banjir. Akibatnya, banjir Thailand itu menambah ketidakjelasan nasib pasokan beras impor untuk mengamankan stok gudang Bulog.
Meski telah bernegosiasi secara bisnis, Thailand masih menginginkan adanya kenaikan harga. Belakangan, Sutarto terus melakukan pendekatan agar otoritas Thailand tetap mempertahankan kesepakatan impor dengan harga lama.
Setelah negosiasi ulang jadwal pengiriman beras impor, Thailand berjanji mengirimkan pesanan Indonesia Februari 2012. "Kemarin hanya negosiasi jadwal pengiriman karena ada banjir, harga tidak berubah. Saya tidak mau kalau mereka minta naikkan harga," ucapnya.
Sayangnya, dia enggan berbagi info tentang besaran alokasi impor tahun depan. Bulog hanya mendapat tanggungjawab penyaluran beras sebesar 5 juta ton hingga akhir 2012.
Sebanyak 2 juta ton dialokasikan sebagai cadangan gudang Bulog, sementara 3 juta ton-3,5 juta ton menjadi jatah penyaluran. Artinya, Bulog harus mendapat pasokan 5,5 juta ton.
Tanpa menyebut sumber untuk mendapatkan beras sebanyak 5 juta ton itu, Sutarto menyebut, sebanyak 500.000 ton berasal dari pengalihan impor yang bakal masuk pada tahun depan. "Mau impor atau tidak tergantung produksi tahun depan," katanya.
Sementara itu, stok gudang Bulog saat ini sebesar 1,2 juta ton yang diperkirakan cukup untuk kebutuhan 4,5 bulan. Asumsinya, kata dia, berdasar alokasi penyaluran beras setiap bulan sekitar 300.000 ton per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News