kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kedelai tak stabil, perajin tempe ancam demo lagi


Jumat, 05 Oktober 2012 / 11:18 WIB
Kedelai tak stabil, perajin tempe ancam demo lagi
ILUSTRASI. Berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk menata dapur minimalis. KONTAN/Daniel Prabowo/04/05/2009


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Perajin tahu dan tempe kembali mengancam pemerintah untuk menggelar unjuk rasa jika harga kedelai tidak stabil. Sebelumnya, aksi mogok sudah dilakukan perajin karena menilai pemerintah tak mampu mengendalikan harga kedelai.

"Aksi mogok yang lalu tidak berimbas sama sekali. Tim Pengkajian Peran Perum Bulog dalam Stabilisasi Harga Pangan yang dibentuk presiden tidak memberikan perubahan apapun mengenai harga kedelai," kata Suharto, Koperasi Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) kepada Kompas.com, Kamis (4/10).

Suharto mengatakan, Tim yang dibentuk presiden tersebut diketuai oleh Wakil Menteri Perdagangan sesuai SK Menko Perekonomian N0. 57/2012. Tim merupakan gabungan kementerian yang dibantu tenaga ahli. Sayangnya, pembentukan tim ini tidak berimbas pada penurunan harga kedelai.

Suharto menambahkan, sebenarnya tim pengkajian ini sudah pernah melakukan diskusi. Dari diskusi dan survey tersebut, diperkirakan bulan September harga kedelai bisa naik hingga Rp 9.000 rupiah per kilogram (kg), dan pemerintah akan memberikan subsidi untuk para perajin. Sayangnya sampai saat ini, Surat Keputusan (SK) subsidi belum juga turun.

Suharto mengungkapkan, hasil kajian tim tersebut meleset dari proyeksi, sebab harga kedelai termurah masih Rp 7.300 dan harga kedelai kualitas baik Rp 7.900. Nilai masih diatas harga yang diinginkan perajin, yaitu Rp 5.500 per kg. Menurutnya, harga Rp 5.500 merupakan harga yang paling tepat bagi para perajin.

 "Kalau harga masih tak stabil, kami akan turunkan 50.000 perajin tahu tempe se-Jabodetabek dan Jawa Barat. Aksi tersebut akan dilakukan di depan Istana Negara dan DPR pada pertengahan Oktober nanti," katanya.

Suharto menambahkan, tuntutan yang akan disampaikan berisi tentang, tata niaga kedelai sebaiknya diatur pemerintah oleh Badan urusan Logistik (Bulog), kuota impor kedelai yang dibatasi, dan menentukan stabilitas harga kedelai.

Menurutnya, jika harga kedelai ditentukan oleh pemerintah, perajin tahu tempe bisa diberitahukan beberapa hari sebelumnya kalau ada kemungkinan kedelai melonjak. Tetapi saat ini harga kedelai langsung ditentukan pasar sehingga harganya tidak stabil. "Harga kedelai ini sehari saja bisa naik dua kali," ungkapnya.

Suharto menambahkan, aksi akan dilakukan pertengahan bulan Oktober mendatang. Perajin tahu dan tempe akan mendatangi istana merdeka untuk melakukan aksi mogok produksi nasional agar pemerintah mendengar aspirasi mereka. (Alfiyyatur Rohmah/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×