kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kehadiran pabrik pengolahan telur dinilai strategis gairahkan peternak


Rabu, 10 November 2021 / 20:44 WIB
Kehadiran pabrik pengolahan telur dinilai strategis gairahkan peternak
ILUSTRASI. Harga Telur Terus Anjlok: Peternak mengumpulkan telur ke dalam keranjang di Bogor, JAwa Barat, Jumat (22/10). Kehadiran pabrik pengolahan telur dinilai strategis gairahkan peternak


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Produksi telur dalam negeri yang tinggi tidak diimbangi dengan tingkat konsumsi telur dalam negeri yang masih rendah. Bahkan konsumsi telur per kapita di Indonesia relatif rendah dibanding negara lain, dan angka stunting nasional juga masih tinggi. 

Selain itu, fluktuasi harga telur masih tinggi karena sebaran produksi telur nasional belum merata karena kondisi geografis Indonesia terdiri dari ribuan pulau. 

“Karena itu, memerlukan strategi tersendiri untuk menciptakan suatu kondisi positif. Sehingga angka konsumsi telur atau olahan telur perkapita meningkat dan merata serta harganya lebih stabil,” kata Setyo Wasisto Komisaris PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) dalam keterangannya, Rabu (10/11). 

Ia mengatakan, selama ini peluang kelebihan telur (surplus) belum dimanfaatkan secara maksimal dan kendala yang ada belum mampu dicarikan solusi yang komprehensif. Yaitu mencapai titik keseimbangan antara peternak, pedagang/trader dan konsumen. 

Baca Juga: Gabungan peternak tagih janji presiden untuk benahi tata niaga ayam

“Ketiga komponen tersebut berhubungan erat sehingga peternak bisa tersenyum, trader mempunyai margin profit yang cukup dan konsumen mampu membeli karena daya beli cukup baik,” ujarnya.

Oleh sebab itu, kehadiran pabrik pengolahan telur di Indonesia mempunyai nilai strategis, sebagai salah satu solusi pamungkas menciptakan kegairahan peternak baik mandiri maupun korporasi. Hal itu, meningkatkan semangat trader sebagai middle man dan konsumen mampu membeli dengan daya beli cukup kuat. 

Selain itu juga, Setyo menambahkan, industri pengolahan telur sebagai upaya untuk memperpanjang masa pakai telur itu sendiri, sehingga dapat didistribusikan ke seluruh pelosok negeri secara merata.

Dan pada gilirannya konsumsi per kapita telur di Indonesia meningkat dan angka stunting nasional menurun dengan harga telur di pasaran cenderung stabil.

Sementara Supriyadi, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan (IMHLP, Kemenperin) mengatakan, saat ini telur cair beku masih impor tahun 2020 sebanyak 441 ton dengan nilai 671 ribu US Dollar. 

Baca Juga: Peternak layer Jawa Timur sambangi kantor Charoen Pokphand (CPIN)

Sedangkan di tahun 2021 telur mengalami surplus sekitar 200 ribu ton. Sangat tepat apabila orientasi dari hsil surplus akan coba diolah untuk olahan telur yang sementara saat ini masih impor yang biasanya digunakan untuk industri biscuit, mie, mayonnaise, dan lainnya. 

Dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan, lanjut Supriyadi mempermudah penggunaan serta efisiensi penyimpanan dan pengiriman. Produk olahan yang diimpor bentuknya ada dalam bentuk tepung telur, dan telur cair beku. Namun rata-rata yang diimpor lebih banyak dari India dan Ukraina.

Sementara Ali Usman Ketua PATAKA, mengatakan, untuk menciptakan stabilisasi harga telur jangka panjang, industri pengolahan telur harusnya segera di dorong. 

Pelaku usaha dalam negeri siap menangkap peluang telur yang surplus untuk dijadikan bahan olahan telur cair beku. Selama ini di datangkan dari impor dari India dan Amerika. “Butuh Roadmap dan regulasi yang jelas mau dibawa kemana industri pengolahan telur di Indonesia,” ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×