Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah peternak layer yang bergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara, berkunjung ke kantor Pusat PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang bertempat di daerah Ancol, pademangan Jakarta Utara pada Senin, (11/10).
Para peternak yang berasal dari Jawa Timur ini mengeluh atas harga telur yang tak kunjung membaik. Dengan berjumlah sekitar 200 orang, para peternak layer ini disambut dengan baik oleh jajaran Direksi dan Manajemen Charoen Pokphand Indonesia.
Pertemuan ini merupakan salah satu rangkaian dari diterimanya para peternak Layer oleh Presiden RI di Istana Negara pada Rabu, 15 September 2021, dimana para peternak layer mengeluhkan tingginya harga jagung dan rendahnya harga telur di tingkat peternak/ kandang.
Seperti diketahui bersama tingginya harga jagung di pasaran membuat para peternak layer, yang sebagian besar merupakan peternak selfmix membutuhkan jagung sebagai bahan campuran pakan lebih besar dibandingkan peternak ayam pedaging, sehingga otomatis dengan kenaikan harga jagung membuat biaya produksi mereka meroket. S
Baca Juga: Saham-saham lapis dua dan tiga sedang menanjak, cek rekomendasi sahamnya
Mengutip siaran pers Charoen Pokphand yang diterima Kontan.co.id, Senin (11/10), PT Charoen Pokphand Indonesia sebagai salah satu perusahaan di industri perunggasan turut merasakan dampak dari tingginya harga jagung, dimana jagung merupakan 50% bahan baku utama dari pakan, kenaikan ini akhirnya turut menyebabkan naiknya harga pakan.
Suryono salah satu peternak layer yang hadir dalam aksi tersebut meminta agar budi daya layer bisa sepenuhnya diserahkan oleh peternak rakyat. “Kami berharap budidaya layer ini 100% bisa diserahkan kepada kami para peternak rakyat. Para perusahaan besar tidak perlu ikut berbudidaya,” terangnya.
Sejalan dengan itu, Sugeng salah satu peternak layer yang juga hadir meminta bahwa telur HE (Hatching Egg) juga tidak beredar dijual ke pasar. “Kami meminta jangan sampai telur HE ini dijual ke pasar, karena dengan dijualnya ke pasar, telur HE bisa merusak harga pasar, dan menyebabkan harga telur merosot. Dan ini membuat mental kami, para peternak kecil ini semakin jatuh,” ujarnya.
Baca Juga: Siam Commercial Bank dan Charoen Pokphand Jalin Kongsi di Teknologi Blockchain
Selain itu, keinginan peternak lainnya juga disampaikan oleh Kholil salah satu peternak dari Blitar yang menginginkan bahwa jangan sampai harga telur ini turun terus-terusan. Ia berharap harga telur ini bisa terus stabil dalam kondisi yang baik, bisa terus stabil, bukan hanya naik satu atau dua minggu saja, dan setelahnya turun lagi. Peternak berharap terdapat solusi yang permasalahan ini.