kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kejar target produksi, Saranacentral Bajatama (BAJA) bakal amankan stok bahan


Jumat, 05 Juni 2020 / 16:29 WIB
Kejar target produksi, Saranacentral Bajatama (BAJA) bakal amankan stok bahan
ILUSTRASI. Produksi lembaran baja milik Saranacentral Bajatama (BAJA)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) berencana mengamankan stok ketersediaan bahan penolong dengan membeli lebih banyak bahan penolong dari pemasok di Korea Selatan.

Bila sebelumnya BAJA terbiasa menjaga posisi stok pengaman atau safety stock bahan penolong untuk memenuhi kebutuhan produksi selama satu bulan, kali ini, produsen baja lembaran tersebut akan menyiapkan stok pengaman  bahan penolong untuk memenuhi kebutuhan produksi hingga satu setengah bulan.

Hal ini dilakukan guna menjaga kelangsungan produksi demi mengejar target volume produksi sebesar 130.000 ton hingga tutup tahun nanti.

Baca Juga: Ini strategi Saranacentral Bajatama (BAJA) untuk bertahan di tengah pandemi corona

“Kami akan buat stok safety agak banyak supaya produksi tidak terganggu,” kata Direktur BAJA Handaja Susanto saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (5/6).

Sedikit informasi, sebelumnya BAJA sempat mengalami sedikit kendala berupa keterlambatan atau penundaan bahan penolong seiring adanya pandemi vitrus corona (Covid-19). Berdasarkan keterbukaan publikasi yang dibagikan oleh manajemen melalui laman keterbukaan informasi IDX, kendala ini telah menyebabkan pembatasan produksi. 

Meski begitu, dalam publikasi tersebut manajemen menyebutkan bahwa kegiatan produksi yang mengalami pembatasan memiliki porsi kontribusi kurang dari 25% dari total pendapatan konsolidasi tahun 2019.

Handaja Susanto menyebutkan, bahan penolong seperti misalnya zinc alluminium alloy hanya bisa diperoleh secara  impor lantaran tidak diproduksi di dalam negeri. Hal ini berbeda bila dibandingkan dengan bahan baku yang pasokannya bisa diperoleh dari banyak sumber pemasok baik lokal maupun luar negeri sehingga pasokannya tidak mengalami gangguan.

Keinginan untuk menjaga kelangsungan produksi bukannya tanpa alasan. Asal tahu saja, saat  ini BAJA tengah bersiap menggarap peluang pasar yang timbul seiring meningkatnya penggunaan baja produksi lokal di dalam negeri.

Baca Juga: Volume penjualan Saranacentral Bajatama (BAJA) naik 38% di kuartal I

Kecenderungan ini sudah mulai dirasakan oleh BAJA. Indikasinya tercermin dari meningkatnya jumlah pelanggan BAJA terhitung mulai Maret  2020 lalu. Pelanggan-pelanggan baru tersebut terdiri atas pengusaha manufaktur di bidang roll forming untuk industri pembangunan. Sebelumnya, pelanggan-pelanggan baru ini mengandalkan produk baja impor dalam menunjang kegiatan usahanya.

“Jumlah penambahannya (pelanggan baru) belum ada data pasti tapi bisa sekitar ratusan,” kata Handaja.

Dengan berkurangnya penggunaan baja impor, Handaja optimis BAJA bisa membukukan kinerja tahunan yang lebih baik dibanding tahun lalu. Mengintip laporan keuangan perusahaan, pendapatan usaha BAJA tercatat sebesar Rp 1,07 triliun pada tahun 2019. Sementara itu, laba tahun berjalan BAJA tercatat sebesar Rp 1,11 miliar di tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×