kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kemarau panjang tak pengaruhi produksi bibit hortikultura


Minggu, 14 Oktober 2018 / 12:53 WIB
Kemarau panjang tak pengaruhi produksi bibit hortikultura
ILUSTRASI. Panen Cengkeh di Blitar


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masalah kemarau panjang yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dikhawatirkan mengganggu pasokan pangan. Tapi, petani masih optimistis kemarau tidak menghambat produksi benih dan produksi pangan.

Ketua Kontak Tani Nelayan Indonesia (KTNA), Winarno Tohir mengatakan bahwa saat ini benih hortikultura tidak terjadi pengurangan akibat kemarau. Masalah kemarau panjang bukan menjadi masalah lagi dalam produksi tanaman pangan.

“Kalau produksi bibit tidak akan berkurang, tetap. Kami banyak hortikultura, karena lebih cepat dapat uang dan lebih untung, asal komoditinya yang tepat. Jadi, enggak begitu nampak korelasinya antara kemarau dengan pengurangan produksi benih,” kata Winarno kepada KONTAN, Minggu (14/10).

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kondisi saat ini sudah berbeda dari sebelum-sebelumnya. Berbagai infrastruktur penunjang sudah dibangun pemerintah untuk menunjang proses tani di Indonesia.

“Sebetulnya dengan kondisi sekarang, saluran air sudah di perbaiki, bendungan juga sudah di tambah, jadi untuk daerah sentra sudah berjalan, malah di kondisi kering ini leih bagus (produksinya),” ungkapnya.

Ia menyebutkan bahwa sejauh ini petani sudah mengenal lika-likunya dalam penanaman benih dan jenis cuaca ekstrim. Bahkan ia mencontohkan di Karawang, dimana wilayahnya memiliki kekeringan yang parah, namun masih tetap panen.

“Mungkin kalau dilihat yang benar-benar kering ya, kalau itu memang ada banyak. Tapi petani sudah paham, kalau memang banar-benar kering ya dia enggak tanamin. Tapi walau musim kering masih ada air (bisa di tanam),” ujarnya.

Berdasarkan data InaRisk dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), risiko kekeringan di Indonesia mencapai 11,77 juta hektare tiap tahunnya. Di mana kekeringan tersebut sangat mungkin menimpa 28 provinsi yang ada di Nusantara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×