Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Johana K.
JAKARTA. Ivan Taufiza, Ketua Umum Ikatan Sumber Daya Manusia Profesional mengatakan dalam pengembangan industri dan sumber daya manusia, Indonesia perlu belajar dari China dan Brazil. Keduanya dinilai mampu bertransformasi dari negara agraria menjadi negara industri.
Hal itu diungkapkan Ivan dalam acara Meet and Greet The Minister, Arah Kebijakan Perindustrian Era Pemerintah Presiden Joko Widodo: Nawacita dan Trisakti menuju Negara Industri untuk Kemakmuran dan Pemerataan Rakyat, di Graha Niaga, Senin (23/2).
"Pada tahun 1960-an, sekitar 60% tenaga kerja mereka di sektor pertanian tetap saat ini hanya sekitar 35% saja. China berubah dari masyarakat pertanian tradisional ke negara industri modern," ujar Ivan.
Perubahan ini telah menciptakan lapangan kerja, pendapatan dan kekayaan penduduknya sekaligus memperkuat daya saing ekonomi negaranya.
Sementara itu Brazil pada 1970, hanya 56% dari populasi penduduknya tinggal di pedesaan. Namun pada 2005 Brazil sudah memproduksi 2,4 juta kendaraan bermotor, 33 juta ton baja, 34 juta ton semen, 5,9 juta set televisi, 23,3 juta seluler telepon, dan 4,8 juta lemari es per tahun. Sejak pertengahan 1990-an Brazil bahkan telah menjadi produsen pesawat terbesar keempat di dunia, yang mengkhususkan pada pesawat jet regional.
Menurut Ivan, China dan Brazil ada kemiripan dalam proses yang dilakukan, yaitu fokus pada penguatan industri. "Pengalaman mereka mengajarkan bahwa sektor industri manufaktur, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas dan keterampilan pekerja," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News