kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.284   55,00   0,36%
  • IDX 7.882   52,42   0,67%
  • KOMPAS100 1.202   6,01   0,50%
  • LQ45 976   6,13   0,63%
  • ISSI 228   0,06   0,03%
  • IDX30 498   3,05   0,62%
  • IDXHIDIV20 601   3,95   0,66%
  • IDX80 137   0,65   0,48%
  • IDXV30 140   -0,27   -0,19%
  • IDXQ30 167   0,93   0,56%

Kemendag Ungkap Bisnis Waralaba Masih Terpusat di Pulau Jawa


Jumat, 16 Agustus 2024 / 12:32 WIB
Kemendag Ungkap Bisnis Waralaba Masih Terpusat di Pulau Jawa
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan, Moga Simatupang saat pembukaan pameran waralaba IFRA 2024.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan bisnis waralaba atau franchise di tahun ini masih terpusat perkembangannya di pulau Jawa. Waralaba didominasi perkembangan di DKI Jakarta, disusul Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Moga Simatupang mengatakan, terpusatnya perkembangan waralaba di Jawa salah satunya dipengaruhi juga oleh tingkat populasi yang lebih tinggi di Jawa.

Dia menambahkan, berdasarkan data Kemendag, sampai 9 Agustus 2024, tercatat bahwa Kemendag telah memberikan sebanyak total 296 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW).

"Kepada pemberi waralaba dalam negeri sebanyak 151 surat tanda pendaftaran waralaba. Sedangkan pemberi laba luar negeri sebanyak 145 surat pendaftaran waralaba," ungkap Moga dalam sambutannya dalam pembukaan acara The 22nd IFRA Business Expo 2024 di kawasan Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (16/8).

Baca Juga: Perusahaan Kecantikan Royal Garden Bakal Perluas Jangkauan Bisnis, Tambah 10 Outlet

Moga menambahkan, saat ini terdapat 149 merek waralaba dalam negeri dan 143 merek waralaba luar negeri yang terdaftar di Kemendag.

"Sedangkan untuk bidang usaha yang paling banyak diwaralabakan adalah F&B sebesar 48,34% kemudian jasa kecantikan dan kesehatan sebesar 11,26%, serta pendidikan nonformal sebanyak 10,6%," ungkap dia.

Selain tiga sektor tersebut, waralaba ritel berada pada angka 6,8%, laundry sebesar 9,56%, otomotif sebesar 3,97% dan sisanya lain-lain yang meliputi jasa properti, jasa perawatan-perbaikan elektronik, jasa biro perjalanan wisata, apotek, karaoke dan sebagainya.

Secara keseluruhan Moga juga mengatakan, jika berdasarkan data dari Kemendag, jumlah pertumbuhan waralaba tahun ini naik 5% dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: IFRA Business Expo 2024 Digelar, Targetkan Transaksi Hingga Rp 1,5 Triliun

"Waralaba adalah sebuah solusi untuk memulai bisnis dengan aman bagi para pemula. Kami mengimbau kepada calon pengusaha untuk memahami sebelum berbisnis dan berinvestasi yaitu dengan menggunakan prinsip 2L. Yaitu Legal dan Logis," ungkapnya.

Untuk mencegah penipuan di sektor waralaba, Kemendag ungkap Moga melakukan perlindungan melalui penerapan STPW yang ketat.

"Ada izin waralaba, ini adalah surat pendaftaran waralaba atau STPW. Kemudian untuk calon pengusaha jangan terburu-buru untuk membayarkan sejumlah uang dan tergiring tawaran promosi yang berlebihan. Cermati juga bisnis usaha yang ditawarkan dengan teliti agar tidak terjebak pada investasi bodong. Karena saat ini banyak ditemukan praktik penipuan atau scam," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×