Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengalokasikan anggaran untuk subsidi tol laut senilai Rp 439,837 miliar di tahun 2020. Subsidi anggaran tersebut meningkat hampir dua kali lipat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 224,284 miliar.
"Sumber dana ini seluruhnya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)," ujar Hasan Sadili selaku Kepala Seksi Pelayaran Rakyat Sub Direktorat Lalu Lintas Angkutan Laut saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (12/2).
Baca Juga: Tambah 10 set kapal, Trans Power Marine (TPMA) siapkan capex sekitar Rp 250 miliar
Sejalan dengan naiknya subsidi anggaran, pemerintah juga menambah enam trayek tol laut baru di tahun ini, sehingga total trayek tol laut yang beroperasi di tahun ini bertambah menjadi 26 trayek dari sebelumnya 20 trayek. Adapun keenam trayek baru tersebut ditandai dengan kode trayek T-19, T-20, T-21, T-22, T-23, dan T-24.
Jaringan trayek tol laut dengan kode T-19 meliputi Cilacap -130- Banyuwangi -260- Pacitan -260- Banyuwangi -34- Celukan Bawang -34- Banyuwangi -260- Pacitan -10- Cilacap. Trayek dengan kode T-20 meliputi Biak -120- Teba -60- Bagusa -30- Trimuris -30- Kasonaweja -120- Teba -120- Biak -22- Brumsi -22- Biak.
Kemudian, trayek dengan kode T-21 meliputi Merauke (Kelapa Lima) -194- Kimaam -18- Moor -40- Bade (mapi) -105- Gantentiri (Bovendigul) -357- Merauke (Kelapa Lima). Trayek berkode T-22 meliputi Merauke (Kelapa Lima) -360- Atsy -86- Agats -86- Atsy -96- Senggo -966- Atsy -360- Merauke (Kelapa Lima).
Untuk trayek dengan kode T-23 meliputi Timika (Pomako) -212- Atsy -110- Eci -110- Atsy -212- Timika (Pomako). Terakhir, trayek dengan kode T-24 Timika (Pomako) -500- Agats -66- Sawaerma -60- Mamugu -126- Agats -500- Timika (Pomako).
Baca Juga: BBM ditanggung pelanggan, Trans Power (TPMA) tak terimbas fluktuasi harga minyak
Kemudian, di tahun ini program tol laut akan dilayani oleh 26 kapal dengan rincian 14 kapal merupakan kapal negara, 5 kapal mlik PT Pelayaran Nasional Indonesia
(PELNI) Persero, 5 kapal milik PT. ASDP Indonesia Ferry, serta 2 kapal milik swasta.