kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenhub ungkap lima modus dalam monopoli tol laut


Jumat, 01 November 2019 / 17:20 WIB
Kemenhub ungkap lima modus dalam monopoli tol laut
ILUSTRASI. Pemudik bersiap menaiki KM Sabuk Nusantara 68 menuju Mentawai, di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Minggu (26/5/2019). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap 5 modus monopoli tol laut yang dilakukan oleh perusahaan swasta. ANTARA FOT


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap 5 modus monopoli tol laut yang dilakukan oleh perusahaan swasta. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Wisnu Handoko mengatakan, ada beragam titik yang berpotensi melakukan monopoli mulai dari pengirim barang (shipper), consignee (penerima barang), forwarder, hingga tenaga kerja bongkar muat (TKBM).

Modus pertama, dia mengatakan, titik yang berpotensi melakukan monopoli adalah shipper atau agen pengurusan (forwarder) yang menguasai pemesanan. "Bisa jadi dia (shipper) memakai nama berbeda, tetapi di belakangnya satu," tutur Wisnu, Jumat (1/11).

Baca Juga: Kemenkeu: Realisasi penerimaan pajak tembus Rp 1.000 triliun hingga Oktober

Modus lainnya, forwarder yang sekaligus berperan sebagai consignee. Menurutnya, consignee bisa menggunakan jasa pengurusan yang dimiliki atau forwarder bisa memasok barang lebih banyak, sehingga harga tak kunjung turun.

Ketiga, bila perusahaan pelayaran atau operator hanya melayani forwarder yang terbatas atau 1 hingga 3 forwarder saja. Sehingga, pesanan terhadap forwarder dari operator tersebut lebih tinggi.

"Kecenderungannya kalau itu-itu saja harga pasti cenderung tinggi. karena tidak ada pilihan lain," tutur Wisnu.

Tak hanya itu, modus lainnya adalah hanya ada 1 TKBM yang melayani 1 pelabuhan. Karena tidak ada kompetisi di pelabuhan tersebut, pengguna jasa pun tak memiliki pilihan lain, maka biaya yang dipatok akan lebih tinggi.

Baca Juga: Catat, BPJS Kesehatan janji pelayanan akan lebih baik pasca kenaikan iuran

Selanjutnya, consignee yang menjual barang dengan harga yang lebih tinggi walaupun telah mendapatkan subsidi tol laut dari pemerintah. 

Menurutnya, consignee yang membeli barang dengan jumlah yang besar belum tentu menjual dengan harga yang lebih rendah daripada harga pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×